Jaga Independensi Kampus, Ngabalin Diusir Mahasiswa

0 308

MP, MEDAN – Malang benar nasib Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan, Ali Muchtar Ngabalin. Saat memberikan kuliah di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Kamis kemarin (21/3), mantan politikus PBB itu malah diusir oleh sekelompok mahasiswa yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi UINSU.

Informasi yang berhasil dihimpun, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Saat Ali Muchtar Ngabalin menyampaikan materi bertemakan industri 4.0 sekelompok mahasiswa hadir.

Mereka berteriak meminta Ali Muchtar Ngabalin untuk pergi meninggalkan kampus UINSU. Tidak berselang lama, langsung keluar dan mengklarifikasi kehadirannya, bahwa bukan untuk tujuan politik .

Namun klarifikasinya ditolak massa mahasiswa. Terdengar para mahasiswa berteriak ‘pulang kau!’ dan ‘usir!’ kepadanya. Ngabalin tampak hanya tersenyum menanggapi teriakan para mahasiswa, lalu meninggalkan acara.

Kordinator Aksi Aliansi Mahasiswa UINSU, Boby Harahap menyebut aksi ini sengaja dilakukan untuk menjaga independensi kampus. Pasalnya, Ngabalin tercatat bagian dari tim kampanye nasional calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

“Kampus adalah tempat mahasiswa untuk belajar, tidak boleh dilakukan sebagai lahan politik praktis dan kepentingan pribadi,” ujar Boby kepada wartawan di Kampus 1 UINSU, Jalan Sutomo, Medan, Kamis (21/3) dilansir dari Gatra.com.

Boby mengatakan kehadiran Ngabalin di UINSU memiliki indikasi yang bermuatan politis yang dikemas dalam dialog wawasan kebangsaan yaitu industri 4.0. Reaksi massa berlangsung spontanitas. Berawal saat Ngabalin menyampaikan materi dengan menampilkan foto dan video Jokowi.

“Foto dan video beredar dan suasana di dalam itu ricuh dan riuh. Jadi kita melaksanakan aksi pada saat Ngabalin sedang presentasi, kita usir beliau kemudian pergi,” ujar Boby.

Boby juga menjelaskan saat massa menggeruduk Aula UINSU, Ngabalin sempat keluar untuk mengklarifikasi

“Mahasiswa yang melakukan aksi tidak memperbolehkan dia untuk bicara. (Dia) Masuk kembali kemudian pulang. Dia diusir mahasiswa UINSU,” jelasnya.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UINSU, Amroeni Drajat saat dikonfirmasi membantah kalau kegiatan itu bermuatan politis.

“Pada hari ini kami mengadakan kegiatan dari Kominfo tentang menghadapi revolusi industri, ” ujarnya.

Amroeni juga mengatakan pada kegiatan itu sama sekali tidak ada kegiatan politik.

“Perlu diluruskan bahwasanya di dalam kegiatan ini tidak ada politiasasi. Apabila sebagian dari mahasiswa menafsirkan sebagai kegiatan politik di kampus, itu sebuah kewajaran,” ungkapnya.

Terkait aksi mahasiswa tersebut, kata Darajat, pihak kampus nantinya akan memberikan pengertian agar tidak terjadi kesalahpahaman.

“Acara ini pada hakikatnya dialog untuk unsur kebangsaan untuk menghadapi 4.0. Kalau sangsi tidak ada, kital berikan pemahaman. Kalau saya rasa idealisme yang mendorong mahasiswa melakukan aksi itu,” ungkap Drajat.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.