DERAKPOST.COM – Video viral yang diklaim sebagai pernyataan Pasha Ungu (Sigit Purnomo Said) mengundurkan diri dari DPR dengan alasan mulia: “ogah ikut makan uang haram”.
Klaim ini cepat menjadi perbincangan, dan banyak yang menyambutnya sebagai simbol integritas. Namun benarkah demikian?
Video ini menampilkan foto lama Pasha di ruang sidang paripurna, disertai narasi emosional: dia memilih keluar demi menjaga integritas dan kepentingan rakyat.
Ungkapan seperti “tidak mau ikut makan uang haram” membangkitkan sorotan publik sebagai tindakan heroik. Namun, kesan ini cepat runtuh ketika dikaji lebih dalam.
Klarifikasi Resmi: Ini Hoaks yang Sepenuhnya Direkayasa
Menurut penelusuran dari Suara.com, berikut adalah fakta-fakta penting:
– Video tersebut dipastikan hoaks: tidak ada bukti valid bahwa Pasha benar-benar mundur dari DPR.
– Isi video hanya memakai foto lama dan potongan narasi tidak jelas, dimanipulasi agar seolah sosial media menyebarkan momen dramatis pengunduran diri.
– Sampai saat ini, tidak ada konfirmasi resmi dari Pasha Ungu, PAN, atau pimpinan DPR.
– Media kredibel pun tidak melaporkan peristiwa ini yang menandakan bahwa konten itu semata rekayasa.
Mengapa Hoaks Ini Langsung Melesat?
– Sentimen negatif terhadap DPR sedang tinggi, sehingga narasi semacam ini diterima tanpa ujian fakta terlebih dahulu.
– Bias konfirmasi (confirmation bias) mendorong orang mempercayai informasi yang sesuai harapannya, bahkan tanpa bukti.
Bahaya Menyebar Narasi Palsu Tanpa Verifikasi
Risiko Utama & Penjelasan:
Mempengaruhi opini publik Hoaks membentuk persepsi tanpa data faktual.
Merusak kredibilitas politik Masyarakat kehilangan kepercayaan karena cerita dramatis tanpa dasar.
Memecah konsensus rasional Emosi mengalahkan logika, masyarakat terpecah oleh narasi dramatis.
Kerugian informasi demokrasi Hak publik untuk tahu terganjal oleh informasi palsu.
Ajakan Bijak: Cek Fakta sebelum Menyebar
Jangan buru-buru share, tunggu klarifikasi resmi dari pihak terkait.
Cek akun media sosial resmi Pasha dan PAN untuk konfirmasi.
Tengok media terpercaya atau sumber-kredibel untuk verifikasi cerita.
Sadari potensi hoaks politik di era digital, dramatik narasi sering disalahgunakan.
Klaim bahwa Pasha Ungu mundur dari DPR karena menolak “makan uang haram” adalah hoaks digital, buah rekayasa yang memanfaatkan kemarahan masyarakat terhadap politik.
Tanpa konfirmasi resmi, narasi tersebut tidak lebih dari fantasi populer. Saatnya kita bertindak lebih kritis: menyaring, memverifikasi, bukan langsung menyebarkan. Karena kebenaran menuntut keberanian membedakan antara harapan dan fakta. (Dairul)