DERAKPOST.COM – Distributor atau agen diduga telah menjual beras oplosan, yang di Jalan Mulyorejo, Kota Pekanbaru. Saat ini digrebek kepolisian. Dan beras oplosan sebanyak 9 ton disita.
Hal itu disampaikanya Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan kepada wartawan. Sebut dia, pengungkapan ini merupakan arahan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menindaklanjuti kejahatan yang merugikan konsumen, khusus ketersediaannya beras di daerah ini.
“Kepolisian menggerebek distributor atau agen yang menjual beras oplosan, di Jalan Mulyorejo, Kota Pekanbaru. Ada sebanyak 9 ton beras oplosan disita diketika operasi tersebut. Tentu saja arahan Bapak Kapolri ini adalah bagaimana kita bisa hadir,” kata Kapolda Riau.
Herry Heryawan mengatakan, bahwa pada penggerebekan ini yang melalui Direktorat Reskrimsus Polda Riau di bawah pimpinan Kombes Ade Kuncoro menangkap seorang tersangka berinisial R. Dengan hal ini maka bertujuan dapat memberikan perlindungan ke konsumen.
Kesempatan itu dia mengatakan, bahwasa ada dua modus operandi sudah dijalankan oleh tersangka R ini. Modus yang pertama sebutnya, adalah mengoplos beras SPHP merupa produk dari Bulog dioplos dengan beras yang berkualitas buruk. Ini tentunya suatu penipuan.
“Pelaku ini mengoplos beras SPHP merupa produk dari Bulog itu dioplos dengan beras yang berkualitas buruk. Ini tentunya suatu penipuan. Dikarena yang dibeli yaitu beras kualitas buruk atau beras reject itu dioplos. Inikan penipuan, yang melanggar peraturan berlaku,” katanya.
Modus kedua, katanya, pelaku itu membeli beras kualitas rendah tersebut dari wilayah Pelalawan, kemudian mengemas ulang itu didalam karung-karung bermerek premium. Seperti ada Aira, Family, Anak Dara Merah, hingga Kuriak Kusuik. Sehingga itu seolah produk unggulan.
Menurut Kapolda, tindakan ini mencederai niat baik pemerintah dalam program SPHP sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, yang ditujukan bisa memastikan masyarakat mendapat akses terhadap beras berkualitas dengan harga yang terjangkau.
“Presiden sudah menegaskan pentingnya bisa menjaga ketahanan pangan nasional. Karena itu seluruh ekosistem produksinya didukung oleh uang rakyat. Mulai itu, dari pupuk, BBM, irigasi, hingga subsidi. Tetapi pelaku serakah justru merusaknya dengan serakah,” ujarnya. (Linaocha)