Wow….. Anggaran Pacu Jalur Kuansing 2025 Rawan Dikorupsi, Diminta Adanya Transparansi
DERAKPOST.COM – Pengelolaan anggaran Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2025 harus dilakukan secara transparan. Hal ini, dikarena dugaan bantuan diberikan dalam agenda bisa terjadi penyelewengan.
Masyarakat mendesak dalam pengelolaan anggaran tersebut, harus dilakukan secara transparan. Hal transparan pengelolaanya anggaran perlu dilakukan ini memastikan bahwa tiap pemasukan dan pengeluaran harus tercatat dengan jelas. Sebab, gelaran yang menyedot anggaran hingga miliaran rupiah itu rawan dikorupsi oleh oknum.
“Ini penting dilakukan. Untuk mencegah penyalahgunaan dana dan membangun kepercayaan publik,” kata Warga Teluk Kuantan, Ronal, saat berbincang dengan wartawan. Dikutip dari laman Riaubisa. Ia mengatakan hendaknya semua pihak harus mengetahui secara rinci, berapa alokasi dana yang masuk dari sponsor begitupun dana yang keluar. Sebab, setiap rupiah yang dikelola, panitia penyelenggara harus mempertanggungjawabkan setiap penggunaannya.
“Kita tahu sendiri berapa banyak perusahaan-perusahaan perkebunan dan pabrik serta cukong-cukong yang ilegal itu pasti semuanya diminta sumbangan oleh panitia. Bisa-bisanya anggaran itu miliaran, dan itu harus dipertanggungjawabkan oleh panitia,” ujarnya.
Ronal menyebutkan, keterlibatan pihak wewenang dinilai sangat penting dalam hal pengawasan dan pengelolaan dana pacu jalur. Terutama anggaran ini perlu dilakukan audit oleh pihak ketiga yang independen.
“Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu memanfaatkan situasi memperkaya diri sendiri untuk melakukan ajang korupsi di pagelaran pacu jalur ini,” terangnya.
Ketua Umum Pacu Jalur tradisional 2025, Werry Ramadhana Putera, mengatakan, terkait anggaran pacu jalur, pihaknya belum bisa memaparkan secara detail dan rinci terutama anggaran yang bersumber dari pihak ketiga.
Hingga saat ini menurut dia, dana bantuan secara langsung yang masuk baru satu dari perusahaan April Group atau RAPP. Bantuan dari April itu diserahkan langsung ke Wakil Bupati Kuansing Mukhlisin sebesar Rp 350 juta. Sementara bantuan perusahaan lain, pihaknya mengaku belum mengecek secara langsung saldo rekening kepanitiaan.
“Baru satu perusahaan yang dana bantuan masuk sebesar Rp 350 juta, yang lainnya belum saya cek rekening korannya. Proposal bantuan dari perusahaan perkebunan sawit itu dikoordinir langsung oleh Dinas Perkebunan Kuansing,” kata Werry.
Dia melanjutkan, dalam pagelaran festival pacu jakur saat ini, semua pihak mendukung agar pelaksanaan pacu jalur tradisional dapat berjalan lancar.
“Karena ini membutuhkan biaya besar, contohnya biaya normalisasi sungai Kuantan kita sudah habis Rp 150 juta belum lagi konsumsi lain dan kebutuhan lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Panitia, Ahmad Herri, mengatakan sumbangan dari Bank Riau Kepri Syariah sudah disalurkan sebesar Rp 120 juta melalui kepanitiaan festival pacu jalur.
“Dari bank Riau Kepri sudah kita terima sebesar Rp 120 beberapa waktu lalu, tentu bantuan dari pihak ketiga ini bentuk komitmen mereka mendukung dan menyukseskan festival pacu jalur,” tuturnya.
Dilain sisi, salah seorang pengusaha di Teluk Kuantan yang enggan menyebutkan namanya mengaku dirinya sudah memberikan sumbangan lebih kurang Rp 50 juta lewat kepanitiaan festival pacu jalur.
Dalam pengakuannya, dia ingin ikut berpatisipasi setiap tahun agar bisa menyukseskan festival pacu jalur.
“Saya sudah salurkan bantuan untuk festival pacu jalur sebesar Rp 50 juta. Dananya sudah saya serahkan beberapa waktu lalu, ini bentuk komitmen kita mendukung dan membantu festival pacu jalur,” sebutnya.
Keterangan dari cukong dan Sekretaris Umum Panitia itu berbanding dan terbalik dengan keterangan Ketua Umum Panitia Werry yang menyebutkan baru satu perusahaan yang sudah memberikan bantuan, tapi faktanya sudah ada pihak-pihak swasta sudah memberikan bantuan. (Dairul)