DERAKPOST.COM – Gencar-gencarnya hal penertiban area kawasan hutan di lindungi dari penjarahan. Ternyata itu, muncul ada nama sejumlah wartawan di Provinsi Riau, khususnya di Pekanbaru. Yakni surat yang berada di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
Sejumlah wartawan di Riau, khususnya di Pekanbaru ini mengaku terkejut namanya dicatut pada pengurusan surat tanah yang berada di kawasan TNTN. Nama-nama itu, tercantum didalam dokumen kini tersebar luas, yang menyebutkan kepemilikan lahan ratusan hektare untuk perkebunan kelapa sawit.
Salah seorang dari wartawan dikonfirmasi, mengaku tidak tahu menahu, yakni terkait pencatutan namanya dalam surat tersebut. Dia menyebut namanya tercantum didalam data SKGR sebagai pemilik tanah berada di kawasan TNTN, yang padahal dirinya tidak pernah merasa ada memiliki kebun sawit di sana.
“Terus terang saya tidak pernah menikmati hasil kebun itu. Saya ini, bahkan tidak tahu kalau saya punya kebun di sana. Saya akan coba telusuri siapa itu yang telah memakai nama saya untuk membuka perkebunan di TNTN,” sebutnya seperti dikutip dari laman GoRiaucom.
Kemudian ada wartawan lain yang enggan disebutkan namanya ini, juga mengaku hal serupa. Ia mengetahui namanya digunakan setelah sebuah dokumen beredar di dalam aplikasi WhatsApp yang menyebut bahwa kelompok tertentu memiliki lahan hingga ratusan hektare di kawasan TNTN.
“Saya betul-betul tidak tahu itu. Saya tidak pernah punya lahan di sana. Tapi itu nama saya dicatat dalam pengurusan izin kebun sawit,” ujarnya. Ia pun menilai persoalan ini harus segera diusut tuntas, karena ia yakin bukan hanya dirinya yang menjadi korban pencatutan identitas.
Diketahui, sebelumnya itu beredar sebuah dokumen beberapa grup media sosial yang menyebut sekelompok wartawan memiliki lahan sawit di kawasan TNTN. Lahan yang dikabarkan sudah menjadi kebun aktif dan telah dipanen dan juga dinikmati bertahun itu merugikan negara.
Dugaan pencatutan identitas ini membuka kemungkinan ada praktik ilegal yang lebih luas hal perambahan kawasan konservasi tersebut. Namun diketahui, permasalahan ini tidak hanya menyasar profesi wartawan, namun diduga melibatkan profesi lain yang juga namanya dicatut. (Dairul)