Waduh…… Diperiksa Kejagung, Juliandra Dicopot Sebagai Dirut Citilink

0 340

 

JAKARTA, DERAKPOST.COM- Agenda pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Citilink, sudah memutuskan mencopot Direktur Utama (Dirut) Citilink Juliandra Nurtjahjo dan menggantinya dengan Dewa Kadek Rai. Perombakan Direksi Citilink itu terjadi usai Juliandra diperiksa Kejaksaan Agung (Kejagung) sebagai saksi.

Dikutip dari Liputan6 com, Komisaris Utama Citilink Prasetio mengatakan perombakan Direksi Citilink merupakan langkah strategis, khususnya dalam menjadikan Citilink sebagai maskapai yang lebih inovatif di tengah tantangan pandemi Covid-19 yang berlangsung saat ini.

”Kami menyampaikan apresiasi kepada jajaran direksi dan komisaris yang telah menyelesaikan masa tugasnya, serta kontribusi terbaik yang telah diberikan kepada Citilink sehingga dapat terus tumbuh sebagai salah satu maskapai terkemuka di Indonesia bahkan di tengah tantangan pandemi yang berdampak luar biasa bagi industri penerbangan,” kata dia, Jumat (18/2/22).

RUPS juga menyetujui Dewan Komisaris menunjuk direksi menjalankan tugas dan fungsi sebagai Pejabat Sementara (Pjs.) Direktur Keuangan & Manajemen Risiko, dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.

Pjs hingga nanti akan ditentukan Pejabat Definitif atas jabatan lowong tersebut yang ditentukan para pemegang saham perseroan.

Prasetio meyakini dengan dinamika ekosistem industri penerbangan yang terus bergerak dinamis, langkah perusahaan untuk terus bergerak adaptif.

Salah satunya dengan melakukan perubahan pengurus di jajaran direksi maupun dewan komisaris menjadi sebuah langkah penting bagi Citilink untuk semakin cepat berakselerasi menjawab tantangan kinerja usaha.

”Perubahan susunan pengurus direksi maupun dewan komisaris ini kiranya dapat memberikan dampak positif bagi kinerja Citilink, agar dapat terus mendorong pertumbuhan yang signifikan. Serta dapat semakin mengoptimalkan peluang industri penerbangan khususnya pasar penerbangan Low-Cost Carrier yang akan semakin kompetitif di Indonesia kedepannya,” tutur Prasetio.

Diketahui sebelumnya Kapuspenkum Kejagung Leonard Eben Ezer mengatakan, tim jaksa penyidik pada Jampidsus Kejagung memeriksa sejumlah saksi terkait dugaan korupsi dalam pengadaan pesawat di PT Garuda Indonesia tahun 2011-2021. Salah satu saksi yang diperiksa adalah Dirut Citilink, yakni Juliandra.

”Saksi-saksi yang diperiksa antara lain, J selaku Direktur Utama PT Citilink Indonesia, diperiksa terkait mekanisme pengadaan pesawat udara,” kata Leonard dalam keterangannya, Kamis (17/2/22).

Kejagung juga memeriksa mantan VP Corporate Secretary Garuda Indonesia. Dia diperiksa terkait mekanisme pengadaan pesawat.

”RAR selaku VP Corporate Secretary Garuda Indonesia (persero) Tbk Tahun 2015, diperiksa terkait mekanisme pengadaan pesawat udara,” katanya.

Leonard mengatakan pemeriksaan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dia tak menjelaskan detail apa saja yang ditanyakan kepada para saksi.

”Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri guna menemukan fakta hukum tentang tindak pidana korupsi yang terjadi dalam Pengadaan Pesawat Udara PT Garuda Indonesia (persero) Tbk,” jelasnya.

Kasus dugaan korupsi terkait pengadaan pesawat di PT Garuda Indonesia ini telah naik ke tingkat penyidikan. Kejagung menyatakan bakal terus melengkapi bukti terkait kasus tersebut.

”Perkara PT Garuda yang beberapa hari lalu Menteri BUMN datang ke sini. Kami sedang menangani perkara ini dan hari ini kita naikkan menjadi penyidikan umum,” kata Jaksa Agung ST Burhanuddin dalam konferensi pers di kantornya, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Rabu (19/1/22).

Burhanuddin mengatakan tahap pertama Kejagung akan mengusut dugaan korupsi penyewaan pesawat ATR 72-600. Namun, dia mengatakan ada kemungkinan mengungkap dugaan korupsi dalam pengadaan pesawat jenis lainnya di Garuda.

”Kita pun tidak sampai di situ saja, ada beberapa pengadaan kontrak pinjam atau apa pun nanti kita masih akan kembangkan, mulai ATR, Bombardier, kemudian Airbus, Boeing, dan Rolls-Royce kita akan kembangkan, kita akan tuntaskan,” katanya.**Rul

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.