Viral Dugaan Pungutan Perpisahan Rp1,2 Juta, Ini Bantahan dari Pimpinan Ponpes Aulia Cendekia Pekanbaru

0 86

DERAKPOST.COM – Belakangan ini, viral di akun Media Sosial (Medsos) dan hal berita dilansir media. Yakni keluhanya wali murid di lembaga Madrasah Ibtidaiyah (MI) Aulia Cendekia Pekanbaru, yakni adanya agenda  perpisahan siswa kelas VI, dipungut biaya sebesar Rp1,2 juta. Pungutan dinilai dapat memberatkan orang, dan serta melanggar imbauan Gubernur Riau.

Terkait viralnya hal tersebut, Kyai Masduki Fadly S.Sos.I, dikonfirmasi wartawan, hari Selasa (20/5/2025), dengan secara  tegas membantah isu yang menyesatkan. Sebut dia, hal-hal dipaparkan tersebut sangat tak benar dan tak berdasar. Kyai Masduki juga menjelaskan bahwa iuran perpisahan yang ditarik dari wali murid bukanlah pungutan liar, melainkan biaya resmi dan rutin yang diperuntukkan pelaksanaan acara haflah akhirussanah.

“Saya tegaskan. Isu yang berkembang di tengah masyarakat terkait pungutan liar dalam kegiatan perpisahan siswa Ponpes Aulia Cendekia Pekanbaru. Hal itu sangat tidak berdasar dan menyesatkan. Karena, bahwa iuran perpisahan yang ditarik dari wali murid bukanlah pungutan liar, tetapi  melainkan biaya resmi dan rutin didalam pelaksanaan agenda haflah akhirussanah (perpisahan dan wisuda santri) yang telah menjadi tradisi tahunan di ponpes,” terang
Kyai Masduki.

Lebih lanjut ditegaskan Pimpinan Ponpes ini, iuran itu bukan pungutan liar, tapi jadi b bagian dari pelaksanaan acara haflah yang rutin diadakan setiap tahun. Acara digelar selama dua hari. Yaitu mengundang tokoh masyarakat, pejabat pemerintah dan serta menghadirkan para ulama dari Nahdlatul Ulama (NU), juga Muhammadiyah sebagai bentuk apresiasi terhadap para santri yang telah menyelesaikan masa belajar. Disebut dia, maka tudingan viral tersebut tak benar
itu sama sekali.

Ia menambahkan bahwa penggunaan dana yang dibayar para orang tua siswa Ponpes  ini, mencakup beberapa keperluan lainnya yang bersifat opsional dan tidak wajib bagi semua siswa. “Hal iuran, tidak seluruhnya untuk acara. Ada juga pembiayaan setelan pakaian acara yang memang disediakanya Ponpes, tetapi pakaian itukan bisa dibawa pulang oleh siswa, serta untuk pembuatan souvenir kenang-kenanganya kepada para guru,” sebutnya.

Kyai Masduki mengatakan, didalam halnya pembiayaan tersebut tidak ada paksaanya. Artinya, itu hanya untuk yang mampu saja dan bersedia. Hal itu sambung dia, sudah dibicarakan dalam acara rapat resmi yang diadakan bersama wali murid, dihari Senin (19/5/2025) lalu. Dimana, pihak pesantren menegaskan hal komitmennya untuk tidak membebani wali murid yang saat ini punya atau memiliki kendala finansial. Tentunya ini kepedulian.

“Saya sudah sampaikan langsung di depan semua wali murid, pada acara rapat resmi yang diadakan itu dihari Senin (19/5/2025) lalu. Dimana pesantren komitmenya untuk tidak membebani wali murid yang saat ini punya atau memiliki kendala finansial. Ini tentunya kepedulian Ponpes. Maka disaat itu, jika ada dari siswa yang tidak mampu membayar, disilakan datang langsung ke kantor. Kita akan bantu dengan kebijakan khusus,” ujarnya.

Kyai Masduki dalam kesempatan itu, juga mengatakan bahwa isu yang berkembang di Medsos maupun berita media ditengah masyarakat yang menyebut ada pungutan tersebut, jelas yang tidak transparan. Kyai Masduki menyayangkan penyebaran atas informasi yang tidak lengkap, sebab tidak ada konfirmasi akan kebenaranya. Bahkan isu ini, sambungnya, berpotensi merusak reputasi lembaga pendidikan yang selama ini menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, dan kebersamaan.

“Kami, di Ponpes Aulia Cendekia ini selalu terbuka untuk halnya berdialog. Maka tiap kegiatan yang menyangkut dana, itu pasti dibahas bersama wali murid dalam forum resmi. Kami tidak berjalan sepihak,” sebut Kyai Masduki. Dalam kesempatan itu, dia juga mengajak masyarakat untuk hal lebih bijak dalam menyikap isu dan tidak mudah terpancing adanya kabar yang belum jelas kebenarannya. Apalagi itu, pemberitaanya yang tidak berdasar sama sekali.

Seperti diberitakan sebelumnya di media online. Gelombang keluhan itu datang dari para wali murid Madrasah Ibtidaiyah Aulia Cendekia Pekanbaru terkait rencana acara perpisahan siswa kelas VI ini dinilai terlalu mewah dan memberatkan secara ekonomi. Acara itu, rencananya digelar dalam waktu dekat itu mematok biaya hampir Rp1,2 juta per siswa, angka yang dianggap tak wajar untuk tingkat sekolah dasar.

Ironisnya, kebijakan ini tampak meabaikan imbauan resmi Gubernur Riau Abdul Wahid yang telah menegaskan bahwasa kegiatan perpisahan sekolah ini sebaiknya dilakukan secara sederhana, bermakna, dan tidak ada membebani orang tua murid. Hal imbauan tersebut sebelumnya dibuat Gubernur Riau menyusul ada banyaknya laporan tentang kegiatan sekolah terkesan glamor dengan meabaikan kondisi ekonomi masyarakat.

Namun, arahan gubernur tampaknya tak diindahkan pihak sekolah. Seperti halnya salah satu sekolah yaitu di Ponpes Aulia Cendikia yang dipaparkan oleh para orang tua. “Jujur kami ini banyak yang keberatan, tetapi pihak sekolah jalan terus seolah tak peduli akan keluhan. Padahal pungutan itu melanggar hal imbauan dari Gubernur Riau tersebut.” ungkap seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya, hari Jumat (16/5/2025).

Para orang tua meminta Pimpinan Ponpes Aulia Cendekia dan Ketua Yayasan Al-Waliy Humanislam dipanggil serta diberi teguran keras oleh pihak berwenang. Mereka, juga sangatlah berharap Dinas Pendidikan atau Kementerian Agama ini turun tangan untuk memastikan bahwa kegiatan sekolah tidak menyimpang dari arahan pemerintah yang seperti diterakan dalam surat imbauan.  (Dairul)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.