DERAKPOST.COM – Edi Basri SH MSi yang saat ini menjabat Ketua Komisi III di DPRD Provinsi Riau menyayangkan akan kondisi sejumlah fasilitas eks pada ajang olahraga nasional (PON) XVIII Tahun 2012 yang kini dinilai memprihatinkan.
Seperti halnya, sebut Calon Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau ini yang menghadiri langsung ajang Riau Swimming Championship V 2025, digelar di lokasi Aquatic Center Pekanbaru, dihari Jumat (19/12/2025), kemarin.
Kehadiran dari Edi Basri tak hanya sebagai bentuk dukungan terhadap para atlet dan perkembangan cabang olahraga renang di Riau, tapi juga dimanfaatkannya meninjau langsung kondisi sejumlah aset olahraga peninggalanya PON XVIII 2012.

Politisi Gerindra ini mengatakan, dalam hal ini, tentu menyayangkan kondisi sejumlah fasilitas eks ajang olahraga nasional. Yang mana menurutnya, banyak venue ini dalam kondisi rusak. “Banyak aset venue eks PON dalam kondisi rusak,” ungkapnya.
Purbaya Riau ini juga mengatakan, kondisi rusak serius diakibat minimnya perawatan. Seperti hal venue atletik, venue wushu, dan lainnya yang dalam kondisinya rusak berat dan tidak terawat. Bahkan ada venue yang sama sekali tak bisa difungsikan,.
Kesempatan itu, Edi Basri yang juga biasa dipanggil Bang Eba ini, juga secara khusus menyoroti kondisi dari venue lompat indah yang dinilainya paling parah, dibandingkan fasilitas lainnya. Dengan kondisi venue itu hancur-hancuran dan tidak layak.
“Salah satu yang paling fatal adalah venue lompat indah. Kondisinya hancur-hancuran dan tidak layak digunakan dipertandingkan. Bahkan dapat dibilang, venue lompat indah ini sama sekali tidak bisa digunakan. Yang sehingga jadi perhatian,” ujarmya.
Dengan tegas Edi Basri mengatakan, pada
kondisi tersebut, tentu dinilai sangat ironis mengingat Aquatic Center, yang dibangun menggunakan anggaran besar dari APBD Riau ini mencapai miliaran rupiah. Namun aset demikian, seakan diabaikan.
“Yang seharusnya, aset itu menjadi pusat pembinaan atlet, tetapi ini justru dibiarkan terbengkalai. Aset sebesar ini semestinya dirawat dengan baik. Inikan dibangun dari uang rakyat, yaitu dari APBD yang miliaran. Masa dibiarkan rusak,” sebutnya.
Eba mengatakan, tentu menjadi salah satu alasan perlunya pembenahan serius dalam tata kelola olahraga di Riau. Maka, dia pun mengungkapkan suatu gagasannya untuk mendorong regulasi lebih berpihak dalam pembinaan atlet dan perawatan.
“Untuk mendorong regulasi lebih berpihak dalam hal pembinaan atlet dan perawatan fasilitas yang telah ada. Maka kita dorong Perda inisiatif tentang olahraga, di mana 2,5 persen dari APBD dialokasikan khusus pembinaan olahraga,” sebutnya.
Nantinya juga terangnya, akan disupport melalui dana CSR. Ia pun menambahkan, skema pendanaanya olahraga ke depan harus dirancang secara kolaboratif agar tidak sepenuhnya bergantung pada APBD.. Sehingga.tidak Bebani daerah ini.
“Misalnya itu bisa saja 1 persen dari APBD, kemudian sebesar 1,5 persen dari CSR. Ini tentunya menjadi cara berpikir didalam hal untuk memajukan olahraga Riau itu secara berkelanjutan. Dan aset olahraga itu dapat terjaga dan tersedia,” ungkapnya. (Dairul)