Telaga Air Merah: Pesona Alam Tersuruk di Sudut Kampung

0 119

DESTINASI wisata di Kabupaten Kepulauan Meranti mulai unjuk gigi. Satu per satu, tempat kunjungan wisata dari daerah ini terus bermunculan dengan pesona eksotis dan tak kalah menarik.

Destinasi wisata yang viral dan terus menjadi perbincangan adalah keberadaan Telaga Air Merah di Desa Tanjung, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Meski tercipta dari sebuah rekayasa, keberadaan tempat ini tetap tidak bisa dipandang sebelah mata. Kemolekannya seolah menjadi magnet, sehingga menarik minat banyak wisatawan berkunjung ke sana.

Sebagai destinasi baru nan perawan, Telaga Air Merah juga punya daya tarik tersendiri. Airnya yang berwarna merah dan bersih seolah menjadi cermin yang memantulkan bayangan. Dikelilingi pepohonan rindang, membuat udara di sekitar telaga terasa begitu segar dan teduh. Perpaduan itulah yang menjadikan Telaga Air Merah terlihat begitu sempurna.

Saat ini, Destinasi Wisata Telaga Air Merah menjadi pilihan utama bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti yang hendak berekreasi bersama keluarga. Apalagi bagi mereka yang gemar berswafoto dengan latar belakang pemandangan telaga yang indah. Didukung beragam wahana; seperti sepeda air, sampan, dan kolam renang terapung yang memungkinkan pengunjung dapat menikmati pengalaman seru saat mengitari telaga,

Pesona tempat ini makin terlihat dengan keberadaan sejumlah saung yang dibangun tak jauh dari bibir telaga. Meskipun bentuknya sederhana, namun cukup sebagai penopang keindahan.

“Pembangunan saung dan sejumlah fasilitas lainnya dilakukan secara bertahap. Kami juga telah menyediakan tenda yang bisa disewakan bagi pengunjung yang hobi kemping dan bermalam di telaga,” kata Selamat Riyadi, Direktur BUMDes Tanjung Mandiri, Desa Tanjung, saat menceritakan sejarah terbentukanya destinasi wisata Telaga Air Merah kepada puluhan wartawan yang datang berkunjung dalam rangka field trip bersama PT Imbang Tata Alam, Selasa (16/9/2025).


Jika mengacu pada sejarah, Telaga Air Merah sesungguhnya bukanlah sebuah destinasi wisata. Tempat ini dulunya merupakan unit usaha milik pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis yang bergerak dalam distribusi air bersih untuk masyarakat umum atau lebih dikenal dengan sebutan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).

Berselang waktu –setelah terjadi pemekaran kabupaten– aset tersebut akhirnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti dan terbengkalai karena PDAM tidak bisa difungsikan lagi.

Melihat kondisi itulah, pemuda tempatan yang diprakarsai Selamat Riyadi langsung berfikir kreatif. Atas persetujuan pemerintah desa, lokasi tersebut akhirnya dibersihkan untuk disulap menjadi sebuah destinasi wisata. Rekayasa wisata yang mereka lakukan juga selaras dengan program Pemerintah Desa Tanjung yang sedang giatnya melakukan pembangunan desa.

“Waktu itu sekitar tahun 2018. Belum ada yang namanya pokdarwis, belum ada BUMDes, termasuk Karang Taruna. Yang ada hanyalah kelompok pemuda Desa Tanjung yang punya inisiatif untuk membuka lahan tersebut,” ucap Selamat Riyadi.

Sebelum terlihat indah seperti sekarang, dulunya di area tersebut telah penuh dengan semak belukar dan sangat sulit dilewati. Jangankan hendak berenang di telaga, menginjakkan kaki pun warga tidak berani. Apalagi ketika melihat permukaan telaga yang sudah tertutupi rerumputan.

Setelah berembuk, akhirnya mereka sepakat untuk membuka kembali lokasi tersebut dan menatanya menjadi semakin indah. Berbekal semangat membangun kampung yang terus berkobar dalam diri, mereka datang beramai-ramai ke lokasi untuk bergotong royong dengan peralatan seadanya.

Ada yang membawa arit, cangkul, parang dan kapak untuk membersihkan telaga dan area sekitarnya. Meskipun ada yang terluka dan sempat mengalami berbagai kejadian aneh saat bekerja, tapi hal itu bukanlah jadi masalah besar bagi pemuda tempatan. Secara bertahap, areal telaga pun berhasil dibersihkan dan dibangun dengan modal seadanya.

Waktu pun berlalu. Selain rutin bergotong royong, komunikasi dengan aparat desa dan tokoh masyarakat juga kerap dilakukan. Atas usulan pemuda, akhirnya Pemerintah Desa Tanjung langsung menjumpai bupati untuk melakukan pinjam pakai aset tersebut agar bisa dikelola pemuda. Sejak itulah proses pembersihan lokasi terus dilakukan hingga menjadi sebuah destinasi wisata.

Namun, untuk mewujudkan impian tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Persoalan modal tetap menjadi hal utama dalam membangun sebuah destinasi wisata. Tapi, Selamat Riyadi dan kawan-kawan tetap tidak berpatah arang. Dengan modal patungan, akhirnya pada tahun 2019 kolam besar bekas PDAM tersebut mampu mereka dandan secara sederhana dan mulai dibuka untuk pertama kalinya sebagai objek wisata.

“Waktu itu memang sudah mulai dibuka, tapi kami tidak ada modal membangun spot-spot pendukung. Yang ada hanya modal patungan dan semangat. Walaupun begitu, ada juga masyarakat yang mulai datang berkunjung,” ucap Selamat Riyadi.

Memasuki akhir 2019, masalah baru mulai muncul. Penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 atau lebih dikenal dengan sebutan coronavirus 2019 (Covid-19) mulai mewabah di seluruh Indonesia. Masalah ini turut berimbas dengan aktivitas di Telaga Air Merah. Meski tidak ada satupun dari mereka yang terpapar Covid-19, aktivitas tetap saja harus dihentikan.

“Saat pandemi Covid-19 terjadi, memang agak serba salah. Satu sisi, tempat ini baru beberapa bulan dibuka dan diperkenalkan pada khalayak. Sementara kawan-kawan sedang semangat mengembangkan tempat wisata ini. Di sisi lain, pemerintah melarang segala aktivitas yang bersifat keramaian. Kondisi tersebut sempat membuat tempat ini benar-benar redup,” tambah Selamat Riyadi.

Impian untuk mengembangkan Telaga Air Merah menjadi sebuah destinasi wisata baru di Meranti makin terbuka lebar. Selamat Riyadi dan kawan-kawan yang semula hanya sebagai pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dalam mengelola Telaga Air Merah, pada tahun 2021 akhir, kembali dipercaya oleh pihak desa untuk memegang peranan sebagai Direktur BUMDes di Desa Tanjung. Sejak saat itulah, sedikit demi sedikit anggaran mulai dikucurkan untuk pembangunan fasilitas dan pengembangan Telaga Air Merah. Sementara promosi digital terus saja dilakukan, berkat bantuan sejumlah awak media, termasuk mencari dukungan dari pemerintah dan pihak lainnya.

 

*Kolaborasi Perusahaan Membawa Kemajuan

Ternyata, di balik keberhasilan BUMDes dan Pokdarwis Desa Tanjung dalam mengelola dan mengembangkan Destinasi Wisata Telaga Air Merah, juga ada perusahaan yang terus berkomitmen membantu. Dukungan perusahaan sangatlah penting, karena perkembangan pariwisata disuatu daerah turut pula mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan daerah, dan pengembangan produk lokal. Tidak hanya itu, dukungan perusahaan juga akan memperkuat pariwisata berkelanjutan dengan menerapkan praktik ramah lingkungan, menjaga kelestarian destinasi dan meningkatkan kualitas layanan serta pengalaman wisatawan melalui inovasi dan penerapan teknologi digital.

Alasan itulah yang membuat Selamat Riyadi terus mencari cara agar Telaga Air Merah yang telah mereka kembangkan sedemikian rupa, juga mendapat dukungan penuh dari PT Imbang Tata Alam (PT ITA), salah satu anak perusahaan Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang beroperasi sebagai pemilik 100 persen hak kerja  (working interest) pada Blok Kontrak Kerja Sama (KKS) Malacca Strait di Provinsi Riau. Alasan ini cukup masuk akal mengingat Desa Tanjung merupakan Ring I dari keberadaan sumur minyak yang dikelola oleh PT ITA.

Seperti gayung bersambut, rupanya secara diam-diam pihak perusahaan juga sudah melirik potensi tersebut. Sehingga, ketika pengelola Telaga Air Merah mengajukan usulan secara lisan maupun tulisan, saat itulah PT ITA menunjukkan dukungannya dan sampai saat ini terus berkomitmen dalam pengembangan Destinasi Wisata Telaga Air Merah,

“Awalnya memang susah masuk ke perusahaan. Tapi sekarang beda, banyak program yang tidak terpikirkan oleh kami, malah mereka yang mengusulkannya. Termasuk pacu sampan yang setiap tahun diadakan. Belum lagi pembangunan jalan masuk ke lokasi, mushola, toilet, tempat pembakaran sampah dan peralatan pendukung lainnya yang terus diberikan untuk kemajuan Telaga Air Merah. Rencananya ke depan juga ada pembangunan saung atas dukungan PT ITA. Jadi, kami tak mungkin mampu berbuat seperti sekarang ini tanpa adanya dukungan perusahaan,” pungkas Selamat Riyadi.

Selamat Riyadi mengaku bahwa pihak perusahaan tidak akan menyalurkan bantuan sembarangan kepada pengelola. Program yang dibuat harus benar-benar jelas barulah bantuan tersebut disalurkan, seperti halnya Festival Telaga Air Merah yang rencananya akan digelar tahun depan.

“Kalau dulu Festival Pacu Sampan namanya, sekarang kita geser jadi Festival Telaga Air Merah, karena khawatir kalah saing dengan pacu jalur dan event serupa lainnya. Makanya kita ubah, itupun atas gagasan dari pihak perusahaan” ucap Selamat Riyadi.

Bupati Kepulauan Meranti AKBP (Purn) H. Asmar yang dimintai tanggapannya, kemarin juga mengakui bahwa PT ITA sangat konsisten mendukung berbagai kegiatan yang diadakan di Telaga Air Merah. Dia juga merincikan, masih banyak yang perlu dibenahi ke depannya. Dengan kerja sama semua pihak, Asmar yakin bisa mewujudkan Telaga Air Merah sebagai destinasi wisata unggulan yang kelak memberikan manfaat besar bagi masyarakat.

Karenanya, ia berharap kolaborasi tersebut terus terjalin dalam pengembangan fasilitas dan infrastruktur di sekitar Destinasi Wisata Telaga Air Merah. “Terima kasih kepada PT ITA yang selalu berkolaborasi dengan baik. Kami berharap area Telaga Air Merah ke depannya semakin diperbaiki. Yakinlah, jika dikelola dengan baik, hasilnya dapat digunakan untuk pembangunan desa dan kemajuan masyarakat,” harap Bupati Asmar.

Field Senior CSR Officer PT ITA, Arif Hidayatullah menjelaskan bahwa sebenarnya sejak tahun 90an telah ditemukan cadangan minyak di wilayah Tebingtinggi Barat. Kemudian dilakukan eksplorasi, namun waktu itu sempat tidak dilanjutkan karena dianggap tidak ekonomis. Dalam perkembangannya, pekerjaan tersebut kembali dilanjutkan, meski menghadapi banyak kendala di lapangan. Selama proses tersebut, pihak perusahaan berupaya merangkul masyarakat dalam upaya membuat kemajuan atau kemandirian-kemandirian tersendiri.

 

 

“Kami juga melihat ada potensi yang dilakukan masyarakat Desa Tanjung dalam mengelola hutan. Kami hanya berusaha menyupot dari apa yang telah diperjuangkan masyarakat untuk mempercepat kemajuan. Kami juga bukan seperti superman yang datang ngasi bantuan hingga maju, tidak,” ucap Arif.

Dalam mendukung kegiatan masyarakat, pihak perusahaan hanya berfungsi sebagai fasilitator atau katalisator. Intinya, bagaimana mempercepat proses kemajuan bisa dilakukan. Langkah itu tentunya dilakukan secara bertahap.

“Mudah-mudahan dengan kolaborasi ini ke depan operasional perusahaan juga mendapat dukungan dari masyarakat. Ini menjadi salah satu prioritas wilayah operasional karena terdampak langsung dari aktivitas perusahaan,” ucap Arif yang juga mengaku belum bisa menyetuh banyak pihak.

Pemaparan Arif juga sejalan dengan apa yang telah disampaikan Area Manager PT ITA Bonar Ari Nindito sebelumnya, saat menghadiri Festival Pacu Sampan di Telaga Air Merah. Menurut Bonar, pihak perusahaan tidak hanya bertugas mencari minyak sebagai pendapatan devisa negara, tetapi juga mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat.

 

Karena itulah, PT ITA tetap berkomitmen membantu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat melalui kolaborasi yang apik. Dia yakin, melalui pengelolaan pariwisata berbasis komunitas, kelak bisa menopang upaya pengurangan kemiskinan dan menciptakan model ekonomi yang berkejanjutan.

Secara bertahap, keberadaan destinasi wisata Telaga Air Merah makin dikenali khalayak. Pada hari biasa, pengelola hanya membuka tempat tersebut saat akhir pekan saja (Sabtu dan Minggu). Namun, ketika liburan sekolah tiba, momentum tahun baru, dan lebaran, destinasi ini dibuka setiap harinya mengingat lonjakan jumlah pengunjung jika dibandingkan hari-hari biasa.

“Kalau momentum seperti itu, pengunjung yang datang mencapai ribuan orang. Angka tertinggi pernah mencapai 7000 pengunjung bedasarkan akumulasi penjualan karcis masuk seharga Rp.5000 per orang. Arus lalu lintas pun jadi macet. Begitulah saking ramainya wisatawan lokal yang datang ke Telaga Air Merah. Jadi, semangat itulah yang selalu kami gaungkan kepada kawan-kawan pengelola agar tetap kompak dan tidak mudah terpecah-belah. Apalagi sekarang sudah semakin berkembang dan menghasilkan berkat dukungan dari PT ITA,” sambung Selamat Riyadi.

*Pariwisata Berkembang, PAD Meningkat

Pembangunan Telaga Air Merah yang diyakini kelak menjadi destinasi wisata unggulan di Meranti, tidak hanya berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat sekitar. Lebih dari itu, keberadaan wisata telaga juga sangat berdampak positif bagi perkembangan Desa Tanjung, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Kenapa tidak, desa yang dulunya kurang dikenali, kini mendadak ramai dikunjungi wisatawan.

Kepala Desa Tanjung, Muhammad Anas menjelaskan bahwa keberadaan Destinasi Wisata Telaga Air Merah telah memberikan kontribusi nyata bagi desa. Setidaknya, total pendapatan yang diperoleh BUMDes selama tahun 2024 mencapai Rp.129.823.000, dan Rp.56 juta berasal dari pengelolaan Destinasi Wisata Telaga Air Merah. Dari hasil tersebut telah dapat memberikan kontribusi terhadap PAD (Pendapatan Asli Desa) mencapai Rp. 51.924.000.

“Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari dukungan pemerintah daerah dan PT ITA yang terus berkomitmen membantu mengembangkan destinasi wisata Telaga Air Merah dan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui kolaborasi,” ucap Anas.

Dia juga mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian besar yang telah diraih melalui pengelolaan Destinasi Wisata Telaga Air Merah oleh Pokdarwis Desa Tanjung yang dipercaya untuk mengelola sebagai perpanjangan tangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Rerpon positif pengunjung mendorong pengelola untuk terus berinovasi, baik dari segi promosi maupun kolaborasi dengan berbagai pihak dalam peningkatan layanan dan pengembangan wisata telaga.

Tidak hanya bagi pengelola yang kini telah memiliki penghasilan (gaji) dari hasil kunjungan wisatawan, keberadaan Destinasi Wisata Telaga Air Merah juga memberikan manfaat ekonomi langsung kepada warga tempatan. Sejumlah warga bahkan memanfaatkan keramaian tersebut untuk berjualan makanan dan minuman. Ada juga diantara mereka yang ikut menyewakan tikar bagi pengunjung yang ingin duduk bersantai di bibir telaga atau di bawah pohon ketapang yang rindang.

“Banyak warga sini yang dulunya hanya bekerja menyadap karet, sekarang tidak lagi. Mereka lebih memilih berjualan karena sangat menguntungkan. Kenyataan ini tentunya menjadi motivasi bagi kami untuk terus mengembangkan Destinasi Wisata Telaga Air Merah,” ucap Selamat Riyadi

Kini, Telaga Air Merah tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi peningkatan perekonomian masyarakat sekitar dan sumber pendapatan bagi Desa Tanjung. Dengan pesona alam yang selama ini tersuruk  di sudut kampung, Selamat Riyadi berharap adanya dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dan PT ITA agar destinasi tersebut bisa berkembang lebih baik dan menjadi kebanggaan daerah.***

Penulis: Syamsidir

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.