DERAKPOST.COM – Forum Solidaritas Wartawan Batam menyayangkan pernyataan kontroversial Ketua PWI Kepri yang menyebut bahwa wartawan yang belum memiliki sertifikasi kompetensi adalah “preman”. Forum yang digelar di Ballroom Swiss-Belhotel Batam pada [hari dan tanggal] bermaksud menjadi ruang klarifikasi dan diskusi terbuka, namun justru memicu ketegangan akibat pernyataan yang dinilai tidak mencerminkan semangat kebersamaan dalam profesi jurnalistik.
Amran Can, salah satu wartawan senior yang turut hadir dalam forum tersebut, mengecam keras narasi yang membenturkan antara wartawan bersertifikasi dan yang belum.
“Kami mempertanyakan dengan tegas ucapan Ketua PWI Kepri yang menyebut wartawan yang belum bersertifikat adalah preman. Ini pernyataan sangat menyakitkan, mencoreng perjuangan kawan-kawan wartawan yang tetap bekerja keras di lapangan meski belum bersertifikasi,” tegas Amran Can dalam pernyataannya di tengah forum.
Forum ini diinisiasi sebagai respons atas keresahan di kalangan jurnalis Batam terhadap narasi yang membelah solidaritas profesi. Para wartawan yang hadir berasal dari beragam media, baik cetak, online, maupun elektronik.
Ali, selaku panitia forum menyatakan bahwa kegiatan ini bukan untuk memprovokasi atau menjatuhkan pihak manapun.
“Kami ingin mendudukkan persoalan ini secara terbuka, adil, dan bermartabat. Tapi sayangnya, klarifikasi dari Ketua PWI Kepri justru menambah ketersinggungan banyak pihak,” ungkap Ali.
Forum yang awalnya berjalan tertib, akhirnya harus dihentikan lebih awal akibat ketegangan yang terjadi antar peserta. Meski demikian, peserta forum sepakat bahwa pernyataan yang merendahkan martabat wartawan tidak dapat ditoleransi.
Kami menegaskan bahwa sertifikasi adalah standar kompetensi, bukan alat untuk menghakimi. Wartawan adalah profesi terhormat, bukan preman. (Sukma)