Sayed Abubakar Sebut Riau Alami Krisis Kepemimpinan, Pemimpin Sejati Justru Tidak di Kursi Tertinggi

0 92

DERAKPOST.COM – Tokoh masyarakat Riau Sayed Abubakar Assegaf, mengungkapkan keprihatinan terhadap arah kepemimpinan di Provinsi Riau disaat ini. Ia menilai telah terjadi “pertukaran peran” diantara mereka yang duduk di tampuk kekuasaan dan juga mereka yang sejatinya memiliki kapasitas dan jiwa kepemimpinan sejati.

“Untuk disaat ini, Riau sedang mengalami kekeliruan sejarah. Pemimpin membumi dan bekerja nyata justru berada di tingkat kota, sementara di tingkat provinsi, rakyat yang hanya disuguhkan tampilan-tampilan simbolik tanpa substansi,” ujar Sayed saat ditemui pada agenda sela kegiatan sosial di Pekanbaru, Kamis (5/6/2025).

Didalam hal ini, Sayed mengatakan, bahwa Wali Kota (Wako) Agung Nugroho itu telah menunjukkan etos kepemimpinannya yang kuat itu dengan turun langsung menangani persoalan mendasar dialami di masyarakat Kota Pekanbaru. Seperti banjir, kemacetan, hingga pelayanan publik yang lambat telah ditanganinya.

Artinya, dalam hal ini Agung sebagai Wako tidak hanya saja sekedar mendengar, tapi menyerap keluhan rakyat dan menjadikan dasar kebijakan. Bahkan dalam hal inipun, sambungnya, Agung Nugroho itu, dengan mengajak DPRD bersinergi, bahkan berani menabrak zona nyaman birokrasi.

Ia bahkan membandingkan Agung dengan tokoh nasional lainnya. “Kalau Jawa Barat punya Dedi Mulyadi yang blusukan dan tegas, maka Riau hari ini punya Agung Nugroho. Ini pemimpin yang hadir, bukan sekadar ada,” tegasnya.

Sebaliknya, kritik tajam dilontarkan Sayed kepada Gubernur Abdul Wahid. Ia menilai, ditengah defisitnya anggaran Rp3,5 triliun, kepemimpinan Wahid itu justru lemah arah dan minim terobosan. Hal tersebut ujarnya, dapat dilihat rakyat yang ada hanya parade foto, video, dan kunjungan seremonial.

Dan masalah birokrasi ekonomi ini, ungkap dia, semakin kusut, yang seolah lebih sibuk mengatur pencahayaanya untuk panggung politik ketimbang membenahi hal pondasi rumah rakyat. Ia juga menyentil kebiasaan Gubernur Wahid yang dinilainya itu terlalu sering melakukan perjalanan ke Jakarta.

“Diketahui bahwa, Gubernur Wahid itukan bolak-balik ke pusat, dengan biaya tinggi dan rombongan besar, tetapi hasilnya nol. Padahal dengan zaman sekarang, Zoom meeting dapat menggantikan semuanya. Hal dilakukan oleh Gubernur Wahid bukan hanya boros, tapi juga menambah defisit kepercayaan rakyat,” ujarnya.

Kesempatan itu, Politisi Senior di Provinsi Riau ini, menggambarkan kalau situasi ini sebagai kondisi pemimpin tertukar. Sebab hal itu menurutnya, ditengah kondisi krisis arah dan defisit anggaran, yang dibutuhkan adalah pemimpin bekerja didalam senyap namun berdampak besar. Pemimpin sejati katanya, bukan yang pandai berpose, tapi berani kotor tangan untuk menyelesaikan masalah rakyat. (Rilis)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.