DERAKPOST.COM – Pekanbaru tengah hadapi krisis sampah mengkhawatirkan itu setelah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) menghentikan kerja sama dengan mitra pengelolaan sampah, PT Ela Pratama Perkasa (EPP).
Keputusan ini memicu lonjakan tumpukan sampah di sejumlah titik, termasuk di depan Kantor Dekranasda yang berlokasi di Jalan Arifin Ahmad, Kecamatan Marpoyan Damai.
Ironisnya, area seharusnya mencerminkan wajah pemerintahan justru kini berubah menjadi “Tempat Pembuangan Sampah” dadakan. Tumpukan sampah menggunung hingga 3 meter tinggi dan memanjang sekitar 30 meter, diperkirakan setara dengan 13 hingga 15 truk sampah.
“Sampah sudah menggunung. Mobil pengangkut ada sembilan, tapi belum sempat bongkar. Ini jelas sangat mengganggu,” ujar seorang warga dalam rekaman video berdurasi 40 detik yang beredar di media sosial.
Kondisi memprihatinkan ini menimbulkan kritik terhadap kinerja DLHK yang kini dipimpin oleh Pelaksana Tugas, Reza Aulia Putra, di bawah pengawasan Sekda Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin. Ketidaksiapan menghadapi dampak pemutusan kontrak menjadi sorotan utama masyarakat.
Sejumlah pihak mempertanyakan langkah strategis DLHK dalam menjaga kebersihan kota. Gedung pemerintahan, yang seharusnya menjadi panutan dalam tata kelola lingkungan, kini justru menjadi simbol kegagalan sistem pengelolaan sampah.
Warga pun mendesak agar Pemkot Pekanbaru segera mengambil tindakan konkret. Jika tidak segera diatasi, krisis ini bukan hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berpotensi mengancam kesehatan masyarakat. (Rezha)