Presiden Jokowi Piknik Lebaran, Sinyal Rehat Mendekat ?

0 126

 

JAKARTA, Derakpost.com- Presiden RI Jokowi belebaran ditahun ini piknik dan full rehat. Tidak ada open house halal bi halal, meski dengan menteri sekalipun. Tapi, hanya Menteri Prabowo Subianto. yang menemuinya di Yogyakarta. Itupun sowan sebelum agenda bersafari politik pencapresan.

Artinya, dengan demikian Jokowi hilang dari kesibukan Istana Merdeka Jakarta.
Berita piknik presiden ini dilanjutkan itu setelah Yogyakarta adalah Gianyar Bali bersama anak cucu. Yaitu ada Kaesang, Gibran juga Bobby Nasution. Cucu-cucu Jan Ethes, Lembah Manah, Sedah Mirah dan Panembahan Al Nahyan. Ini dengan kawalan pihak Paspampres ber-safary journey, melihat pertunjukan burung (bird show), dan harimau putih.

Adalah hak Presiden dan keluarga untuk jalan-jalan, akan tetapi meabaikan open house ritual lebaran sebenarnya. Ajang silaturahmi dengan pejabat dan rakyat yang semestinya didahulukan, tapi kini terabaikan. Jokowi ini biasa jago dalam hal pencitraan tersebut, kini membuang momentum spiritual itu.

Sehingga ada asumsi. Adakah piknik dan rehat sekeluarga ini sebagai sinyal Jokowi sudah lelah, putus asa, dan juga bersiap untuk menikmati istirahat dari kesibukan Istana ? Ini sangat mungkin. Ada tiga indikasi kuatnya, yaitu :

Pertama, gagal mengupayakan perpanjangan jabatan 3 tahun dan miskin dukungan untuk amandemen UUD masa jabatan 3 periode. Partai pendukung Presiden yakni PDIP justru menjadi penentang kerasnya.

Kedua, masa depan proyek-proyek andalan suram. Bandara sepi, Kereta Api China mangkrak, OBOR redup, IKN masih mimpi, investor Jepang hengkang, Saudi tidak jelas, Elon Musk pun berkaos hitam. Luhut makin cemberut.

Ketiga, perlawanan lapangan sulit diredam apakah mahasiswa, buruh, purnawirawan, umat Islam. Oposisi semakin menguat dan menggumpal keras. Upaya mematahkan dengan membungkam aktivis ke penjara tidak berefek jera. Justru membuat rezim lebih kental berpredikat zalim.

Jokowi bertahan sampai 2024 saja merupakan prestasi atau “blessing in disguise”. Kendaraan sedang meluncur ke bawah bukan berjalan datar. Harapan berubah peran hingga berujung bagus atau husnul khotimah tidak terlihat bahkan semakin tertutup. Jokowi meredup.

Mentor strateginya AM Hendropriyono uzur yang karena sakit, Luhut Panjaitan sudah diposisikan musuh bersama, isu akan mundur pun merebak, sementara Kepala BIN Budi Gunawan tidak berada di kubunya. Jokowi kini telah kehilangan pegangan. Mungkinkah taipan ini masih setia ? Belum tentu. Mereka itu adalah bandar berkalkulasi pragmatis, dapat memegang dan mudah pula melepas.

Rakyat sudah berat bertoleransi dan hilang kesabaran untuk tetap memberi mandat. Meski disebut intoleran atau radikal atas sikap kritis atau perlawanannya namun nampaknya sudah tidak peduli lagi. Rakyat ingin pengelola negara segera berganti atau berubah.

Ada tiga opsi yang mungkin terjadi.

Pertama, Presiden Jokowi ditinggalkan baik oleh partai koalisi maupun para Menteri. Koalisi sudah retak berjalan sendiri-sendiri. Akan ada Menteri yang mengundurkan diri dan reshuffle tidak menolong.

Kedua, Presiden dan Wapres mengundurkan diri hingga trium virat menggantikan untuk kemudian MPR memilih Presiden Wakil Presiden hingga 2024. Prabowo-Puan mungkin serius sedang mengincar.

Ketiga, Jokowi tidak mundur dan bertahan meski hancur-hancuran. 2022-2024 menjadi fase babak belur. Risiko siap ditanggung sebagai akhir yang buruk ‘su’ul khatimah’. Untuk pilihan ini Jokowi dan anak-anak terancam penjara.

Nampaknya dalam keputusasaan, mungkin ditunjang nasehat paranormal, maka pilihan berhenti di perjalanan lebih rasional dan membuka peluang Jokowi dan keluarga untuk dapat selamat. **Rul

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.