JAKARTA, Derakpost.com- Hingga kini, Presiden Jokowi masih terlihat abu-abu dalam pernyataanya terkait ada wacana penundaan atau perpanjanganya Pemilu 2024. Sehingga, ada indikasi dari isyarat presiden menyetujui hal tersebut.
“Pernyataannya dari Presiden Jokowi ini terkesan abu-abu. Dan isyaratkan, kalau setujui wacana penundaan Pemilu 2024 tersebut. Hal itu disebabkan tidak tegas dalam merespons usulanya penundaan Pemilu,” kata Neni Nur Hayati.
Lebih lanjut dikatakan Direktur Eksekutif Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia ini, bahwa berpendapat, frasa dan maupun itu diksi disampaikan presiden ini kepada publik terkai penundaan Pemilu dengan istilah menjadi bagian dari demokrasi terkesan paradoks dan multitafsir.
Menurut Neni, sebuah pada pernyataan politik seseorang seharusnya bermakna ekstrem dan tunggal. Artinya, atas sikap Jokowi makna yang disampaikan dalam komunikasi publik itu mestinya ekstrem dan tunggal. Artinya, tidak ada tafsir lain karena yang disampaikan dengan tegas dan lugas.
“Kalau pernyataan dari Jokowi abu-abu. Begini mengisyaratkan bahwa Jokowi pun seolah setuju dengan wacana yang penundaan Pemilu 2024 atau dengan kata lain memperpanjang kekuasaannya menjadi presiden,” demikian kata Neni kepada Kantor Berita Politik RMOL.
Neni mengatakan, dugaan publik bisa dibenarkan jika menduga keterlibatan Istana dalam hal mendorong wacana penundaan Pemilu tahun 2024. Sebab dalam komunikasi politik itu, bisa saja dengan siapa diminta untuk memainkan kesepakatan politik telah dilakukan.
Ia mendorong kepada Presiden Jokowi menyampaikan diksi tegas terkait sikap penolakan terhadap wacana penundaan Pemilu 2024. “Saya mendorong kepada Pak Jokowi untuk menyampaikan diksi secara tegas serta lugas kepada publik untuk benar benar patuh itu konstitusi,” pungkas Neni.
Publik curiga Presiden Jokowi benar-benar ada di balik wacana penundaan Pemilu 2024, ini karena pernyataannya berbeda tahun 2019 silam. Dimana saat merespons wacana presiden 3 periode, Jokowi diketika itu mengatakan bahwa salah satu motif menampar mukanya.
Selain itu, kata Neni, bahwa pada ketika itu Jokowi menduga pengusul wacana itu sengaj ingin menjerumuskan dirinya.
Tapi untuk disaat ini Jokowi menjawab menguatnya wacana penundaan Pemilu dengan kalimat terkesan mengambang. Mengatakan akan taat dan patuh pada konstitusi. **Rul