DERAKPOST.COM – Salah satu pendiri Kabupaten Pelalawan H Daslir Maskar mengaku prihatin dengan melihat dari kondisi Ibukota Kabupaten Pelalawan yakni Pangkalan Kerinci.
Katanya, pasca ditinggal kepemimpinan Bupati Pelalawan, HT Azmun Jaafar itu pada tahun 2007, di Ibukota Kabupaten Pelalawan itu dinilai tak ada perubahan sama sekali. Berbagai persoalan klasik seperti banjir saat hujan, pasar, bahkan masalah lainnya yang tak teratasi.
Ungkap dia, keprihatinan yang melihat dari persoalan klasik tak pernah tuntas. Padahal kini usia Kabupaten Pelalawan sudah mencapai 23 tahun. “Harusnya, ibarat manusia, jika telah usia 23 tahun harusnya terselesaikan persoalan klasik sifatnya mendasar seperti itu. Tetapi ini tidak,” ungkap tokoh masyarakat ini.
Katanya, itu sudah 23 tahun usia, tetapi persoalan banjir serta pasar saja masih belum selesai. Melihat hal ini, sebagai salah satu pendiri Kabupaten Pelalawan itu menyatakan akan rasa keprihatinan tersebut. Apalagi sejak Azmun Jaafar tidak menjabat, seolah tak ada konsep membangun daerah ini.
“Sejak ditinggakan Azmun yang mantan Bupati Pelalawan ini. Seolah-olah tidak ada konsep membangun daerah, yakni Kota Pangkalan Kerinci sudah layaknya sebagai Ibu Kota Kabupaten sekarang semrawutnya lalu lintas di Jalintim. Ini yang makin menambah persoalan baru di Ibu Kota Pelalawn,” katanya.
Lihat saja sambungnya, Jalintim yang selalu termakan bus-bus besar dengan membuat jalan yang makin tak karuan. Bahkan, bus-bus dan truk sembarangan saja parkir hingga memakan dari badan jalan. Ini membuat para pengendara lain jadi kesal. Harusnya pemerintah segera bergerak cepat dan tanggap.
Daslir Maskar yang merupakan mantan anggota DPRD Pelalawan ini menyebut, bahkan diketahui tak adanya ikon yang dimiliki Kabupaten Pelalawan. Di dalam hal ini, dirinya berharap ke depan sudah semestinya ada perubahan-perubahan positif di Ibukota Kabupaten Pelalawan ini. Pangkalan kerinci ini adalah wajah Ibu kota kabupaten. **Fbs