Oalah… Jalan Mutiara di Rohil Kian Makin Memprihatin, Dinilai Kurangnya Perhatian Pemerintah

0 206

 

DERAKPOST.COM – Jalan Mutiara berada di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) semakin kian parah. Kondisi ruas jalan itu berlubang, dan serta hancur di sejumlah titik. Dan ini terus dikeluhkan dengan meminta kepeduliannya pemerintah untuk memperbaiki.

Dimana baru-baru ini terjadi hal tak diingini, yakni kecelakaan lalulintas, yang berakibat adanya korban meninggal dunia. Terjadi ini
menimpa salah seorang warga bernama H Syahrial yang diketahui ASN di Kabupaten Rohil, tinggal di Kecamatan Tanah Pitih. Ia meninggal dunia gegara mengelakan jalan yang berlubang.

Terkait halnya kejadian nahas, Ketua DPD Asosiasi Pewarta Pers Indonesia (APPI) di Kabupaten Rohil Sakti Sitanggang ini, juga angkat bicara. Dia ini menyoroti jalan rusak yang diketahui membahayakan masyarakat pengguna lalin saat melintas Jalan Mutiara ke Sedinginan.

Dia mengungkapkan, bahwasa seharusnya setiap perusahaan yang menggunakan jalan umum untuk transportasi truk ODOL (Over Dimension Over Loading) sudah seharusnya memiliki izin AMDAL.

“Sudah semestinya perusahaan memiliki izin yaitu izin ekploitasi, eksplorasi dan pengangkutan, jika tidak ada itu harus ditindak oleh instansi terakit,” tukas Sakti Sitanggang kepada kepada wartawan.

Sakti Sitanggang juga menyayangkan sikap perusahaan yang seolah acuh terhadap dampak lingkungan akibat kendaraan ODOL yang dipaksakan menggunakan jalan umum.

“Truk pengangkut tanah urug itu di perkirakan membawa muatan hingga 80 Ton, bagaimana tidak, jalan mutiara ini tidak rusak. Itu harus dihentikan dan diberi peringatan agar mencari alternatif jalan lain atau mengurangi tonase,” ungkapnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Ketua DPD APPI Rohil ini menjelaskan bahwasa ada kemungkinan perusahaan bersangkutan tidak membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) atau AMDALnya abal-abal.

“Ini sangat berbahaya, jika AMDAL-nya seperti ini maka ada dugaan praktik sogok menyogok dalam pengurusanya, makanya harus diawasi publik agar transparan. Selama ini AMDAL ini dijadikan proyek untuk mencari uang,” katanya.

Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa AMDAL harus meninjau beberapa aspek yang menjadi tolak ukur kelayakan AMDAL yang dibuat perusahaan.

“Dalam membuat AMDAL, harus melihat aspek flora dan fauna, sosial, infrastruktur, keselamatan manusia, zonasi satwa. Ini tidak dilakukan dengan benar maka akan jadi ladang bisnis oknum intelektual dan akademisi saja,” jelasnya. (Khairul)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.