DERAKPOST.COM – Diketahui kalau selama ini, Edy Natar berniat maju momen Pilkada Serentak 2024 mendatang. Ia pun, sebagai Bakal Calon (Balon) Gubernur Riau. Dalam hal ini sudah membentuk Tim Relawan.
Namun, baru-baru ini beredar kabar kalau Edy Natar mundur jadi Bacalon Gubernur Riau. Hal itu sebagaimana disampaikanya Edy Natar lewat pesan berantai sejumlah Group WhatsApp dan juga diakui sejumlah orang dekat Bacalon tersebut.
Saat dikonfirmasi seorang relawannya di Pekanbaru Indra Kesuma, membenarkan pesan pamit Edy Natar tersebut karena tidak dapat dukungan partai politik. Hal itu katanya, sebagaimana disampaikan secara langsung oleh Edy Natar dalam group.
“Setelah cukup lama kita berjuang dengan semangat pantang menyerah, akhirnya sampailah waktunya saya harus menyampaikan secara ikhlas dan berlapang dada kepada sahabat Edy Natar sekalian, bahwa saya tidak bisa lagi melanjutkan perjuangan ini bersama-sama,” tulis Edy Natar dalam pesannya.
Edy Natar mengungkap alasan perjuangan ini tidak bisa lagi dilanjutkan karena tidak terpenuhinya salah satu persyaratan.
“Kami harus mendapatkan partai koalisi dengan jumlah kursi yang cukup sesuai aturan yang ada, termasuk adanya hal lain yang bagi saya merupakan hal yang sangat prinsip dan tentu saja tidak bisa saya ungkapkan di ruang terbuka ini,” ujarnya.
Dalam pesan tersebut ia juga menyinggung soal sosok seorang pemimpin.
” Semua proses sudah saya ikuti melalui berbagai cara dan tentu saja dengan cara yang baik dan insya Allah diridhoi oleh Allah SWT.
Saya selalu berpegang teguh, bahwa untuk mendapatkan seorang pemimpin yang baik haruslah diawali dari proses pemilihan yang baik pula. Seorang pemimpin apalagi pada jabatan Gubernur harus merdeka dari segala intervensi apapun dan oleh siapapun.
Seorang Gubernur harus memiliki integritas dan keberanian yang tinggi, dia tidak boleh tersandera oleh masalah sekecil apapun yang akan menghambat dirinya ketika mengambil sebuah keputusan dalam memperjuangkan nasib masyarakatnya.
Kemudian dia harus terbebas dari segala permasalahan hukum dengan rekam jejak yang baik, dan itu bagi saya merupakan sebuah harga mati.
“Itulah sebabnya mengapa saya memilih dengan cara yang saya yakini bahwa seorang pemimpin yang baik itu harus diawali dari proses pemilihan yang baik pula. Meskipun terkait cara pandang seperti ini akan ada pro dan kontra,”
Dalam kesempatan itu juga juga mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya atas perjuangan yang telah sahabat Edy Natar lakukan selama ini.
“Terakhir, saya tidak akan mengarahkan kemana pilihan yang harus sahabat Edy Natar berikan dalam menentukan pilihan selanjutnya. Pilihlah sesuai hati nurani yang sahabatku yakini kedepannya pasangan tersebut akan mampu membawa sebuah perubahan ke arah yang lebih baik bagi provinsi yang kita cintai ini, tentu saja harus dalam keridhoan Allah SWT. Yang pasti, saya hanya ingin mengingatkan bahwa setiap keputusan yang kita ambil, kelak pasti akan kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT,” tutupnya. (Dairul)