DERAKPOST.COM – Beberapa waktu lalu, Rektor Universitas Muhammadiyah (Umri) ini, melepas ribuan mahasiswa/i peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Muhammadiyah – Aisyiyah. Dilepas ke sejumlah daerah ini dengan tujuan itu, dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Diketahui mahasiswa ini melakukan KKN, sejak pelepasanya resmi pada hari Kamis (31/7/2025) lalu. Para peserta KKN, akan melaksanakan pengabdianya selama lebih dari satu bulan diberbagai Desa/Kelurahan di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Seperti halnya mahasiswa KKN Muhammadiyah – Aisyiyah dari Kelompok 118 di Desa Minas Barat, Kabupaten Siak.
Mahasiswa KKN dari Kelompok 118 di Desa Minas Barat ada sebanyak 12 orang. Di antara lain ada Ikhsan Maulana, Novita Rahmadhani, Yuyun Novita Sari, Habibah Trilestari, Ariq Salma Ajmala, Nurhayati Marjuni, Zainab Lailatil Zakir, Yuwan Cantika Nila, Galang Alfarok, Anisa Supriana, Anisa Ramdani, dan AlHaris Muhammad Nauval.
“Kami, KKN Muhammadiyah – Aisyiyah dari Kelompok 118 di Desa Minas Barat. Sesuai ketentuan melaksana pengabdian selama lebih dari satu bulan di sini. Dalam hal ini pelaksanaan KKN dihara lp dapat berdampak bagi masyarakat. Tapi ini juga ada memiliki nilai spiritual dan kontribusi besar bagi semesta. Maka ada berbagai aktivitas telah kami lakukan di sini,” ujar Ikhsan Maulana selaku Ketua.

Ikhsan Maulana mengatakan, bahwa KKN ini merupa wujud nyata dari implementasi Catur Dharma PTMA, khususnya didalam aspek pengabdian masyarakat. Sebutnya, KKN juga pengabdian berbasis riset serta kolaborasi. Maka, dengan turun langsung ke masyarakat tentu akan bisa belajar dari kondisi nyata, dan juga menjadi bagianya mencarikan solusi. Karena, dengan KKN juga tempat menimba pengalaman, dan memperluas wawasan.
Sebagaimana halnya, ujar Ikhsan Maulana, program dilaksanakan pada hari Kamis 28 Agustus 2025. Mahasiswa KKN MAs dari Kelompok 118 Minas Barat, mengunjungi sekaligus membuat makanan khas Suku Sakai yaitu MENGALO. Bahwa program ini merupa bagianya dari rangkaian kegiatan selama ber-KKN disini dengan menimba ilmu dan berkontribusi.
Sebagaimana diketahui, yang dikatakan itu salah seorang warga setempat Wiwik dengan didampingi Pia, bahwa MENGALO ini, dibuat dari bahan utama yaitu berupa ubi kayu. “Terimakasih atas kehadirannya Mahasiswa KKN MAs Kelompok 118. Kini kita, membuat makanan khas Suku Sakai MENGALO. Ini bisa dipelajari untuk cara membuatnya,” kata Wiwik.
Lebih lanjut dia mengatakan, bahan utama itu dari ubi kayu. Lalu dilakukan itu proses pengupasan, rendam, dan diparut. Lanjut itu dikeringkan, peras, sangrai. Cita rasa yang hambar bisa tahan lama. Fungsinya itu sumber karbohidrat alternatif, menjadi sahabat nasi pada zaman dulu. Makanan ini disajikan dengan gula, kelapa, sambal, atau jadi bubur. (Dairul)