“Lebih Baik Program Pendanaan Rp300 Juta Per BEM dari Dikti Itu untuk Beasiswa dan Perbaikan Fasilitas Kampus”

0 62

DERAKPOST.COM – Ego Prayogo sebagai halnya Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau (BEM Unri) ini menentang ada program pendanaan khusus bagi BEM sebesar Rp200–300 juta untuk per proyek  unggulan yang diluncurkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti).

Menurutnya, program ini justru berpotensi menjadi upaya bagian membungkam kritik mahasiswa terhadap pemerintah. “Didalam hal ini, sikap kami jelas menolak program atau kebijakan yang dilontarkan Dikti. Kalau memang berani mengeluarkan dana Rp300 juta, kenapa tak digunakan untuk beasiswa atau perbaikan sarana-prasarana kampus? Ini yang selalu disuarakan mahasiswa, tapi sering diabaikan,” ujarnya.

Ego ini menilai, dana sebesar itu akan lebih bermanfaat jika dialokasikan untuk mengatasi persoalan pendidikan, seperti membantu siswa putus sekolah atau meningkatkan kualitas fasilitas belajar di perguruan tinggi. Ia juga menyinggung adanya pemangkasan anggaran Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPKO) di Unri, dari rata-rata Rp40 juta menjadi hanya Rp25 juta per organisasi.

“Dulu anggaran PPKO malah disunat. Ini salah satu cara pemerintah membungkam organisasi mahasiswa. BEM turun aksi demi kebaikan, tapi sekarang diarahkan untuk sekadar ikut program pemerintah,” tegasnya dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IV, Lukman, mengatakan pendanaan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi ide-ide cemerlang mahasiswa melalui pengajuan proposal. Berbeda dengan Program Kreativitas Mahasiswa yang menyasar individu, program ini fokus pada kerja kolektif BEM di satu perguruan tinggi.

“Kita danai Rp200–300 juta per proyek unggulan mereka. Jadi sekarang kita kolaborasi saja daripada mengkritisi pemerintah,” ujar Lukman saat menghadiri Konvensi Sains Teknologi Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Bandung, Sabtu (9/8/2025) lalu

Lukman menekankan bahwa proposal yang diajukanya BEM harus berdampak, selaras dengan agenda riset dan inovasi nasional di bidang energi, pangan, kesehatan, dan juga teknologi. (Dairul)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.