DERAKPOST.COM – Komitmen dalam hal menguatkan dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Maka, pihak
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru menunjukkan komitmenya dengan melakukan pembinaan bertemak ayam petelur. Hal diterapkan pada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Hal itu disampaikan Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru Yuniarto dalam keterangan rilis diterima media. Dia menjelaskan, bahwasa program ini merupakan bagian integral dari Asta Cita Presiden Republik Indonesia dan 13 Program Akselerasi di Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Artinya, terus upaya menunjukkan komitmen yang mendukung program ketahanan pangan nasional.
“Lapas Kelas IIA Pekanbaru berkomitment dalam hal mendukung program ketahanan pangan nasional. Salah satunya itu melalui halnkegiatan pembinaan kemandirian bagi WBP. Pembinaan kemandirian oleh Lapas Pekanbaru difokuskan ini pada agrobisnis, termasuk peternakan ayam petelur, untuk menciptakan nilai tambah bagi WBP,” kata Yuniarto.
Dikatakan dia, melalui kegiatan pembinaan kemandirian bagi WBP, diketahui Lapas ini telah berhasil produksi telur ayam tercatat sebanyak 300 butir per hari dari peternakan ayam petelur internal. Inisiatif ini tak hanya berkontribusi dalam swasembada pangan lokal, tetapi juga membekali WBP dengan keterampilan praktis untuk bisa reintegrasi sosial pasca-bebas.
“Seperti hari ini, panen harian itu mencapai 300 butir telur, naik signifikan dari 210 butir pada Januari lalu, tentu berkat optimalisasi pakan dan perawatan oleh WBP itu sendiri,” ujar Yuniarto, dalam keterangan resminya, Jum’at (10/10/2025). Lebih lanjut, Yuniarto mengatakan, kegiatan ini tentu melibatkan puluhan WBP yang dilatih secara bertahap. Yakni pemeliharaan ayam, pengumpulanya telur, hingga pengemasan.
Kalapas juga menekankan, bahwa inisiatif ini bukan sekadar produksi, tapi melainkan transformasi perilaku WBP dalam menuju kemandirian ekonomi. Tetapi sambungnya, diketahui dengan lahan terbatas, maka itu perlu adopsi teknologi sederhana. Seperti kandang modern untuk efisiensi. Katanya,
Lapas Pekanbaru berencana memperluas program dengan diversifikasi.
Hal itu ungkapnya, seperti integrasi dengan budidaya hidroponik nanas madu dan atau sayur pakcoy yang telahpun panen perdana pada bulan Juni lalu. Keberhasilan tersebut diharapkan menjadi inspirasi bagi Lapas di wilayah Provinsi Riau, membuktikan bahwa pembinaan Pemasyarakatan dapat selaras dengan agenda nasional yaitu ketahanan pangan yang digalakkan itu.
Sementara itu, Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Pekanbaru, Jefriandy inipun mengatakan, pada hasil produksi tak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi internal lapas, tetapi juga didistribusi ke pasar tradisional di Pekanbaru. “Untuk pemasaran ini, maka kami kerjasama dengan pihak ketiga. Yang merupakan mitra eksternal memasarkanya telur ini,” ungkapnya Jefriandy.
Dia juga mengatakan, ini jmenjadi motivasi bagi WBP untuk belajar manajemen usaha. Program peternakan ayam petelur ini telah terbukti efektif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan WBP, dimana sebagian hasil panen dinikmati langsung oleh mereka. Hal ini tentu juga sejalan dengan upaya serupa di Lapas lain. Seperti penaburan bibit ikan patin di bulan Februari lalu, oleh Kakanwil Ditjenpas Riau Maizar. (Rilis)