DERAKPOST.COM – Kemenag Rokan Hulu (Rohul) menghimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan aktif dan menjauhi paham radikalisme dan terorisme. Langkah ini diambil guna menjaga kebersamaan umat beragama dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kasi Pendis Kemenag Dumai, H. Masri Manas S.Ag., menekankan bahwa “mencegah jelas lebih baik untuk menanggulangi terorisme yang berkedok agama, dibandingkan harus menyembuhkan.”
Menurutnya, langkah penting yang bisa dilakukan adalah meluruskan pemahaman ajaran agama dan menghindari kekeliruan interpretasi.
“Apabila ada orang atau kelompok yang terjangkiti paham radikalisme, hendaknya dilakukan pendekatan keagamaan secara simpatik, sehingga dapat menyadarkan kelompok ini,” tambahnya.
Kemenag Rohul memahami bahwa radikalisme dan terorisme sebenarnya bukan masalah baru dan telah terjadi sejak awal perkembangan agama-agama dunia. Oleh karena itu, perlu pemahaman agama yang utuh, integral, dan komprehensif sebagai langkah mencegah paham tersebut.
“Dengan mengatasnamakan agama, mereka meyakini akan dapat mempengaruhi banyak orang, sehingga ambisinya terwujud. Mencegahnya adalah dengan jalan memberikan pemahaman agama secara utuh, integral dan komprehensif sehingga ajaran agama itu tidak dipahami secara parsial yang mengakibatkan terjadi kesalahpahaman,” paparnya.
Kemenag Rohul juga mendorong keluarga dan orang tua untuk aktif membentengi anak-anak mereka dari pengaruh negatif seperti ISIS dan paham radikal lainnya, seperti Negara Islam Indonesia (NII).
“Pilih guru agama yang memiliki pemikiran inklusif dan bukan garis keras. Bila ada guru yang mengajarkan membunuh orang lain yang memiliki paham dan keyakinan berbeda, jangan diikuti,” ujarnya.
Selain itu, Kemenag Rohul juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam melaporkan indikasi radikalisme dan terorisme, serta aktif dalam mensosialisasikan bahaya paham radikalisme.
“Paham radikal terorisme tidak bisa diselesaikan dengan cara kekerasan seperti yang dulu digunakan pemerintah Orde Baru. Sekarang pemerintah dan negara harus hadir melindungi rakyatnya dari ancaman-ancaman yang ditimbulkan dari gerakan tersebut terutama dengan memperkuat ideologi bangsa dan ekonomi rakyat,” tutur H. Masri.
Dalam menghadapi permasalahan ini, Kemenag Rohul berharap partisipasi semua pihak, termasuk pemuka agama dan tokoh masyarakat, dalam menciptakan suasana kondusif. Mereka diharapkan dapat memberikan pencerahan pada umatnya masing-masing dan menjaga agar suasana tidak memanas dan bergejolak dengan adanya paham radikalisme yang berkembang. Kerja sama dengan aparat dan pihak berwenang juga diperlukan untuk menjaga situasi tetap aman.
Program pencegahan yang melibatkan berbagai stakeholder, baik pemerintah maupun non-pemerintah, sangat penting dilakukan. Selain pencegahan, program lainnya adalah rehabilitasi dan deradikalisasi yang ditujukan kepada napi pelaku terorisme, baik yang berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) maupun di luar Lapas.
Dalam konteks lokal, H. Masri mengungkapkan bahwa, di Rohul terdapat banyak organisasi kemasyarakatan keagamaan dan sosial yang peduli terhadap pemikiran keagamaan yang inklusif. “Itulah kekuatan dan benteng peradaban kita,” ujarnya.
Pentingnya pembentengan ini bukan hanya terbatas pada tingkat masyarakat luas, tetapi juga di tingkat keluarga. Kemenag Rohul menekankan pentingnya peran keluarga sebagai benteng pertama dalam menghalau dan mengantisipasi pengaruh paham radikalisme dan ISIS.
Untuk itu, diperlukan upaya preventif seperti memberikan nasihat yang baik kepada anggota keluarga. “Partisipasi para guru tidak terbatas pada guru pelajaran agama, tetapi juga guru pelajaran lain. Tidak mesti menyita waktu, tetapi bisa disampaikan sepintas lalu tetapi sering. Itu akan lebih membawa dampak besar,” tambahnya.
Dalam upaya menangkal penyebaran paham radikalisme, Kemenag Rohul mencoba mendekatkan masyarakat kepada ilmu pengetahuan dengan cara yang baik dan benar, meminimalisir kesenjangan sosial, menjaga persatuan dan kesatuan, mendukung aksi perdamaian, serta meningkatkan pemahaman akan hidup kebersamaan. **Ina