DERAKPOST.COM – Tepat pasanhari ini, tanggal 9 Agustus 2022. Maka, Wilayah Kerja (WK) di Coastal Plain Pekanbaru (CPP) ini resmi 100 persen pengelolaan
beralih PT Bumi Siak Pusako (BSP). Hal ini yang setelah 20 tahun lahan dikelola secara bersama-sama.
Dimana selama 20 tahun dikelola oleh Pertamina Hulu dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bentuk Badan Operasi Bersama (BOB) PT Bumi Siak Pusako – Pertamina Hulu. Kini resmi dikelolanya PT BSP. Pengalihan resmi ini tentu jadi kado istimewa pada HUT Riau ke 66.
Diketahui, PT BSP yang merupa BUMD kepemilikan saham Pemerintah Provinsi Riau adalah sebesar 18,07 persen, serta Pemerintah Kabupaten Siak 72,29 persen, Pemerintah Kabupaten Kampar 6,02 persen, Pemerintah Kabupaten Pelalawan 2,41 persen, dan Pemerintah Kota Pekanbaru 1,21 persen.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan keputusan ini didasari dengan harapan bahwa masyarakat Riau tidak hanya akan memperoleh keuntungan dari sisi finansial, namun juga kemampuan untuk mengelola sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada di daerah untuk meningkatkan kesejahteraan, kemakmuran dan kehidupan daerah yang lebih baik di masa depan.
“Dua puluh tahun telah berlalu, dan kini tonggak pengelolaan WK CPP telah beralih 100 persen kepada putra dan putri terbaik Provinsi Riau, melalui PT. BSP. Untuk itu pada kesempatan ini, kami atas nama manajemen SKK Migas dan industri hulu migas ingin memberi apresiasi sebesar-besarnya dan serta ucapan terimakasih atas kerja sama dan kontribusi seluruh jajaran Pertamina yang telah mendampingi dan mengelola WK CPP ini,” katanya.
Hal ini disampaikan Dwi dalam acara seremoni serah terima operator WK CPP pada Senin (8/8) di Pekanbaru. Ia juga mengatakan, kepada PT. BSP yang diharapkan selama masa pengelolaan bersama dengan Pertamina, telah memiliki lesson learned dalam pengelolaan WK CPP ini. Sehingga PT. BSP, dapat menjaga amanah yang telah diberikan pemerintah untuk mengelola WK CPP dengan baik dan meoptimalkan aktifitas kegiatan usaha hulu migas ini.
Lanjut Dwi, sejak pengelolaan WK CPP dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke BOB Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu, sudah lebih dari 250 sumur dibor untuk tingkatkan produksi dan pertahankan laju penurunan produksi yang cukup tajam. Sementara, untuk long term plan WK CPP pada tahun 2026, produksi ditargetkan mencapai 21 ribu barel minyak per hari (BOPD).
“Nantinya WK CPP ditarget mencapai produksi sebesar 56 ribu BOPD pada tahun 2033, sesuai dengan ditargetkan oleh PT. BSP pada proposal alih kelola. Dengan adanya penambahan aktifitas hulu migas untuk bisa mencapai target produksi tersebut, tentu akan mampu meningkatkan roda perekonomian di Provinsi Riau. Kami berharap industri dapat terus tumbuh sehingga dapat memajukan perekonomian daerah dan pada gilirannya akan memperkuat perekonomian nasional,” terang Dwi.
Sementara itu dipapar Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan, Jaffee A. Suardin, kebersamaan Pertamina dan PT BSP selama 20 tahun terakhir sudah merupa anugrah sangat bermakna. Dan kemitraan ini merupa wujud kerjasama yang harmonis antara pihak BUMN dan BUMD.
“Sejak diterima dari PT CPI pada tahun 2002, WK CPP sudah memproduksi 125 juta barel yang menghasilkan revenue sebesar 1,4 miliar USD. Yang selama 20 tahun dikelola BOB, tak ada kecelakaan kerja yang merenggut jiwa. BOB inj telah mealirkan dana tanggung jawab sosial dan lingkungan hingga Rp70 miliar pada pembangunan sekolah dan masjid. Dan selain itu, BOB juga selalu berperan aktif terhadap pencegahan kebakaran dan lahan disekitar daerah operasi,” katanya.
Hal tegas dipaparkan Direktur Utama PT BSP, Iskandar, bahwa alih kelola ini bisa menjadi kado istimewa bagi masyarakat Riau mengingat bertepatan dengan HUT Ke-65 Provinsi Riau. Tentunya ini sangat optimistis mampu 100 persen itu kelola WK CPP selama 20 tahun mendatang.
Iskandar menjelaskan, selama bekerjasama dengan Pertamina, PT BSP telah mendapatkan transfer ilmu dan pengetahuan. Dengan bekal tersebut, tuturnya, menambah dan memperkuat optimisme BUMD migas kebanggaan masyarakat Riau ini untuk mampu meningkatkan produksi minyak di WK CPP.
“Selama tahun 2022 ini, BSP akan melanjutkan kegiatan pengeboran 15 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi. Pengeboran tersebut dilakukan guna menahan laju penurunan produksi secara alamiah. Pembiayaan untuk pengeboran sumur-sumur eksplorasi dan eksploitasi ditanggung sendiri oleh BSP dan berjalan dengan lancar,” kata Iskandar.
Dalam kesempatan sama, Gubernur Provinsi Riau Syamsuar memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat yang telah memberikan kepercayaan kepada BUMD untuk mengelola WK sehingga bisa sejajar dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya.
“Saya berharap alih kelola dapat berjalan lancar sehingga komitmen kerja pasti dapat segera dilaksanakan untuk meningkatkan produksi di WK CPP,” jelasnya. **Rul/Rls