DERAKPOST.COM – Menyikapi saat ini harga beras yang melambung, hal itu menjadi perhatian serius Wakil Ketua Komisi II DPRD Riau Zulfi Mursal. Dia meminta kepada Pemprov Riau untuk berinisiatif mengatasinya.
Diketahui, rata-rata beras naik 10-20 persen. Seperti di Kota Pekanbaru, beras jenis Topi Koki yang sebelumnya Rp123 ribu per 10 kilogram, kini mencapai Rp146 ribu.
Persoalan harga ini disebut Zulfi belum bisa ditangani oleh pemerintah pusat, sehingga sebaiknya Pemprov Riau yang turun tangan langsung untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk Bulog.
“Mungkin bisa melakukan operasi pasar untuk menangani persoalan harga beras. Ketersediaan beras di Bulog bisa disebarkan kepada masyarakat. Persoalannya bukan pada harga, tapi memang produksi berkurang,” kata dia, Selasa (12/9/2023).
Zulfi mengatakan, kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Riau, tapi juga di sejumlah wilayah di Indonesia bahkan di daerah-daerah penghasil beras seperti Karawang, Jawa Barat.
“Di karawang biasanya menghasilkan 800 ton per tahun, itu juga mengalami kenaikan harga. Ini disebabkan oleh menurunnya produksi. Sebagian terkena masalah cuaca sehingga panen tidak sesuai dengan yang diharapkan,” ujarnya.
Untuk di Riau, Zulfi melanjutkan, sebagian besar pasokan beras berasal dari provinsi lain seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Jika daerah-daerah tersebut mengalami masalah dalam panen, tentu akan berdampak pula ke Riau.
“Pemerintah sebenarnya melalui Bulog sudah menyiapkan seluruhnya, untuk menjaga ketersediaan beras cuma belum bisa menekan persoalan harga,” pungkasnya. **Rul