DERAKPOST.COM – Ditengah lesunya hal penjualan hewan kurban sapi pada daerah Kabupaten Meranti. Tapi saat ini, Presiden Prabowo Subianto memberi dua ekor sapi yang merupakan hewan kurban. Tahun ini perdana menerima hewan kurban.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kepulauan Meranti, Ifwandi. Ketika berbincang, Ifwandi mengatakan ini tahun perdana kabupaten termuda se Riau menerima hewan kurban dari presiden.
Perayaan Idul adha 1446 Hijriah terasa berbeda di Kabupaten Kepulauan Meranti. Meski tahun ini jumlah hewan kurban mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, namun kehadiran dua ekor sapi kurban dari Presiden Prabowo Subianto menjadi hadiah istimewa bagi masyarakat di daerah berjuluk Kota Sagu ini.
Bukan hanya sekadar ritual ibadah tahunan, kurban dari Presiden menjadi simbol kepedulian negara terhadap warganya di pelosok negeri. Masyarakat Kepulauan Meranti, untuk pertama kalinya, bisa merasakan langsung manfaat dari kepedulian seorang kepala negara yang mengulurkan tangan hingga ke pulau-pulau terluar Riau.
Rencananya, penyembelihan dua ekor sapi bantuan Presiden ini akan dipusatkan di Masjid Agung Darul Ulum Selatpanjang pada Sabtu, 7 Juni 2025. Kedua sapi dari jenis Simental dan Brahman itu memiliki bobot hampir satu ton—kriteria khusus yang memang ditetapkan oleh Presiden untuk hewan kurban yang dikirim ke daerah-daerah. Namun, jalan menuju penyembelihan ini tak semudah membalik telapak tangan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kepulauan Meranti, Ifwandi, mengungkapkan awalnya tidak ada satu pun sapi di Meranti yang memenuhi syarat berat minimal 800 kilogram, sesuai standar yang diminta oleh Presiden.
“Kami sudah cek ke seluruh peternak, rata-rata sapi di Meranti hanya berbobot 400 sampai 500 kilogram. Tidak satu pun masuk spesifikasi,” ujar Ifwandi menjawab wartawan.
Namun niat baik tak pernah sia-sia. Pemerintah daerah kemudian mengusulkan alternatif berupa dua ekor sapi lokal, dengan total berat setara satu ekor sapi presiden. Setelah berkoordinasi dengan Sekretariat Kepresidenan, usulan itu disetujui.
Akhirnya, dua ekor sapi berbobot total 870 kilogram berhasil didapatkan dari peternak lokal bernama Zulkodri di Desa Mantiasa, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Sapi-sapi tersebut dibeli dengan harga Rp 80 juta—sebuah bentuk pemberdayaan yang juga ikut menyejahterakan peternak lokal.
“Sapi itu yang paling besar bobotnya di seluruh Meranti. Selain itu juga sehat dan bebas dari penyakit,” jelas Ifwandi.
Daging kurban nantinya akan dibagikan kepada masyarakat di sekitar masjid dan beberapa wilayah lainnya, terutama yang membutuhkan. Di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, bantuan kurban ini tidak hanya mengisi piring-piring kosong, tapi juga menghangatkan hati masyarakat Meranti bahwa mereka tidak sendiri. (Atansyam)