DERAKPOST.COM – Jumlah kematian ikan mas keramba di Waduk PLTA Koto Panjang sudah mulai berkurang hari ini, Jumat (3/2/2023). Hal ini membaiknya kualitas oksigen dalam maupun di luar keramba.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kampar Zulfahmi via Kepala Bidang Budidaya Perikanan Adri Dwison. Pihaknya memperkirakan hingga hari ini, jumlah ikan mati capai 158 ton. Sementara data terakhir, yang dirilis kemarin itu jumlah ikan yang mati mencapai 150 ton.
Adri menambahkan, sejak menerima laporan dari pemilik dan pengelola keramba, pihaknya langsung turun pada 13 Januari 2022. Diskan Kampar juga menangani hal tersebut dan membuat laporan, mendata serta koordinasikan dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau dan Balai Karantina Ikan Provinsi Riau.
Uji laboratorium juga sudah dilakukan dan diperkirakan pada Senin (6/2/2023) hasil uji laboratorium di Balai Karantina Ikan telah keluar. Bantuan penanganan juga akan datang dari Jambi. Pada Rabu (1/2/2023), dari pihak Dinas Perikanan Provinsi Riau juga turun ke keramba dan sehari berikutnya Balai Karantina Ikan telah mengambil sampel.
Menurut Adri, laboratorium yang ada di Diskan Kampar baru bisa mendeteksi bakteri, sementara untuk virus belum bisa. Dari hasil penelitian dilakukan pihaknya, mereka menemukan penyakit aeoromonas. Penyakit aeromonas yang membuat badan ikan itu mudah terluka dan pecah-pecah.
Dikatakan, berkurangnya jumlah ikan yang mati beberapa hari terakhir karena cuaca kembali panas. Banyaknya ikan yang mati akibat cuaca dingin beberapa hari lalu kondisi amoniak yang tinggi akibat tumpukan sisa pakan di dasar waduk. Kondisi air waduk juga cukup kental.
Ketika ditanya mengenai obat-obatan terhadap penyakit ikan ini, untuk halnya penyakit ikan yang disebabkan virus belum ada obatnya. “Paling langkah kita secara periodik ke depan di saat musim hujan, biasanya akhir tahun, padat tebar dikurangi. Kalau yang kerambanya 6 x 6 (meter) untuk 6.000 ekor. Itukan biasa diisi lebih,” katanya. **Akh