Diduga Kecewa dengan Demokrat, Mantan Gubernur Jatim Soekarwo Berlabuh ke Golkar

0 263

 

DERAKPOST.COM – Mantan Gubernur Jawa Timur ( Jatim ) Soekarwo atau Pakde Karwo berlabuh ke Partai Golkar dan tinggalkan Demokrat. Hal itu susul Bayu Airlangga, menantunya tinggalkan Partai Demokrat.

Artinya, isu politik di Jaltim waktu itu segera memanas mengingat keluarga Soekarwo yang memang lekat dengan Demokrat. Dan momentum kepindahan Bayu waktu itu bertepatan dengan suksesi kepemimpinan Demokrat Jatim.

Bayu yang digadang-gadang menjadi ketua DPD Demokrat Jatim kala itu harus kalah dengan keputusan DPP yang lebih memilih Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak. Keputusan keluar dari Demokrat itu diambil karena Bayu merasa kecewa dengan partai tersebut. Ia mengaku prihatin dengan matinya demokrasi di Demokrat.

“Saya beberapa kali setelah pengumuman Musda ditawari sejumlah jabatan pengurus di Demokrat Jatim. Tapi saya menolak itu, sebagai bentuk rasa prihatin saya atas matinya demokrasi di Demokrat dan tanggung jawab kepada 25 DPC yang mendukung saya selama ini,” ujarnya pada sejumlah wartawan saat itu.

Dikutip dari cnnindonesia.com. Kini, setelah Bayu keluar dari Demokrat dan bergabung dengan Golkar, giliran mertuanya Pakde Karwo yang juga mantan Gubernur Jatim berlabuh ke Partai Golkar. Hal ini diprediksi bakal menggerus suara Partai Demokrat di Jatim.

Selama ini, nama Pakde Karwo memang lekat dengan Demokrat. Ia ikut besarkan partai di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjabat sebagai gubernur Jatim.

Menurut Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, kepindahan Pakde itu bakal memberikan efek elektoral positif pada Golkar, utamanya di Jatim.

“Ya karena beliau tokoh di Jatim yang punya relasi kuat sebagai patron, ya tetap punya efek elektoral ke Golkar. Apalagi beliau pernah menjabat sebagai Gubernur Jatim dua periode, pasti punya relasi kuasa ciamik untuk peta elektoral di Jatim,” katanya.

Katanya, Demokrat pasti tetap akan kehilangan karena Pakde Karwo sudah identik juga dengan Demokrat Jatim. Apalagi partai di Indonesia faktor tokoh masih menjadi sentral dan punya pengaruh signifikan. **Rul

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.