Bertemu Presiden Prabowo, Bisa Jadi Isyarat Munaslub Golkar  

0 110

DEWAN Pimpinan Pusat (DPP) dari Partai Golkar bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, di hari Rabu, 27 Agustus 2025. Tentu, menyisakan catatan penting. Pasalnya, dibalik pertemuan yang dipimpin Ketua Umum (Ketum) DPP Bahlil ini disebut sebagai konsolidasi awal, tetapi
absennya sejumlah tokoh senior partai.

Dipimpin Ketum DPRD, sejumlah pengurus ini bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara. Maka, absensinya sejumlah tokoh senior dari partai justru menegaskan retaknya soliditas internal beringin. Dimana nama-nama besar, yang tak terlihat antara lain Ketua Dewan Kehormatan Aburizal Bakrie (ARB), Wakil Ketua Umum Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ketua Umum Kosgoro 1957 Dave Laksono, Ketua Umum Soksi Mukhamad Misbakhun, serta politisi muda seperti Nusron Wahid, Dito Ariotedjo, dan Maman Abdurahman.

Bahkan juga mantan ketua umum Golkar
Agung Laksono dan Akbar Tanjung juga tidak tampak dalam daftar undangan. Hal ketiadaan mereka memunculkan tafsir beragam. Sejumlah elite Golkar menilai, absennya tokoh-tokoh tersebut bukan semata urusan teknis, melainkan bagian dari dinamika internal yang kian tajam.

“Bukan sekadar tidak hadir. Ini sinyal bahwa ada faksi yang tidak puas dengan arah konsolidasi di bawah Bahlil,” kata seorang pengurus Golkar yang enggan disebutkan namanya.

Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia hadir dengan dukungan penuh pengurus inti. Ia didampingi Ketua Dewan Pembina Agus Gumiwang, Sekjen Muhammad Sarmuji, Bendahara Umum Sari Yuliati, Waketum Bidang Kepartaian Kahar Muzaki, Waketum Bidang Pemilu Jawa dan Kalimantan Wihaji, Waketum Bidang Fungsi Kebijakan Publik 1 Adies Kadir, Waketum Bidang Pemilu Sumatera Ahmad Doli Kurnia.

Kemudian Waketum Bidang Fungsi Elektoral 1 Ace Hasan Syadzily, Waketum Bidang Fungsi Kebijakan Publik 2 Idrus Marham, Waketum Bidang Fungsi Elektoral 2 Meutya Hafid, Waketum Bidang Pemenangan Pemilu Indonesia Timur: Emanuel Melkiades Laka Lena.

Sejumlah Ketua DPP seperti Putri Komarudin, Christina Aryani, Andi Sinulingga, Nurul Arifin, Dyah Roro Esti, Hetifa Syafudian, Airin Rachmi Diany, dan La Ode Saiful Akbar juga ikut dalam rombongan.

Bagi publik, daftar nama yang hadir memperlihatkan barisan loyalis Bahlil yang solid. Namun, bagi kalangan internal, justru daftar nama yang tidak hadir lebih berbicara.

Sejak Bahlil ditetapkan sebagai ketua umum, isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar terus bergulir.

Faksi ARB, Bamsoet, hingga kelompok muda disebut tengah menimbang langkah politik berikutnya.

Pertemuan di Istana disebut sebagai upaya Bahlil mengukuhkan legitimasi kepemimpinan sekaligus mengamankan dukungan Prabowo.

Namun, di balik pertemuan resmi itu, perlawanan diam-diam dari kelompok senior tak bisa diabaikan.

“Munaslub tinggal tunggu momentum,” ujar seorang politisi Golkar dari kubu ARB.

Dengan absennya ARB, Bamsoet, dan sejumlah tokoh lainnya, konsolidasi Golkar di Istana lebih menyerupai unjuk kekuatan satu faksi.

Isyarat Munaslub Partai Golkar pun makin terasa nyata.

Timeline Intrik Golkar Menuju Munaslub:

Juli 2024 – Setelah Airlangga Hartarto mundur, Bahlil Lahadalia dipilih sebagai Ketua Umum Golkar lewat forum musyawarah nasional luar biasa terbatas. Namun, sejumlah senior partai menilai proses itu lebih banyak didorong faktor eksternal daripada konsensus internal.

Agustus 2024 – Faksi Aburizal Bakrie (ARB) mulai menggalang pertemuan informal dengan beberapa pengurus DPP. Isu yang diangkat adalah perlunya “penyegaran kepemimpinan” melalui mekanisme Munaslub.

Oktober 2024 – Bambang Soesatyo (Bamsoet) bersama kelompok muda Golkar seperti Nusron Wahid dan Dave Laksono mulai intens bertemu, merancang langkah politik jika Munaslub benar digelar.

Januari 2025 – Bahlil memperkuat barisan loyalis dengan menggeser beberapa posisi strategis di DPP. Langkah ini justru dianggap memperlebar jarak dengan faksi senior.

Maret 2025 – Gelombang isu Munaslub semakin kencang. Beberapa Ketua DPD I Golkar secara diam-diam menyatakan dukungan kepada faksi ARB dan Bamsoet.

Agustus 2025 – Pertemuan DPP Golkar dengan Presiden Prabowo di Istana menjadi ajang unjuk kekuatan faksi Bahlil. Namun, absennya ARB, Bamsoet, Nusron, hingga tokoh senior lain mempertegas bahwa Munaslub bukan lagi isu bayangan, melainkan arah politik yang nyata.

Penulis:
Dairul Riadi

Pemimpin Redaksi DERAKPOST.COM

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.