DERAKPOST.COM – Baru-baru ini mencuat hal pemberitaan bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 020 Pangkalan Baru, berada di Kecamatan Siak Hulu, yang prihantinkan di Kabupaten Kampar. Para pihak ini, mulai angkat bicara, begitu juga wakil rakyat.
Seperti halnya ini dipaparkan Hendri Domo kepada wartawan, ketika dikonfimasi Rabu (29/10/2025). Ia mengatakan, bahwa pada permasalahan tersebut, pihaknya telah ada mendapat laporan dari pihak sekolah, akan kondisi ruangan kelas SDN 020 Pangkalan Baru, tersebut,” ujar Hendri Domo.
Anggota DPRD Kampar dari Fraksi PKS ini mengatakan, dalam hal ini meminta pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar untuk cepat tanggap dan mendesak lebih tanggap terhadap persoalan infrastruktur pendidikan, terutama itu sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan tersebut.
Lebih lanjut, disebut Politis PKS dari Dapil Siak Hulu – Perhentian Raja ini, kondisinya bangunan SDN 020 Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, yang saat ini dinilai memprihatinkan. Maka sambungnya, juga diharap ada tindaklanjut dari Pemkab agar serius perhatian ke dunia pendidikan.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Hendri mengaku langsung berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kampar. Dalam hal ini, telah mengirimkanya dokumentasi foto serta video kondisi sekolah. “Setelah saya hubungi kembali, pihak disdik sebut perbaikan sekolah sudah dimasukan pada program ditahun 2026,” ujar Hendri.
Meski demikian, Hendri berharap Pemkab Kampar supaya dapat bergerak lebih cepat. Pasalnya, sekarang ini juga kondisi serupa dialami beberapa sekolah lainya di wilayah Siak Hulu. Seperti hal di Desa Baru, Dusun I juga ada sekolah dasar yang lantai ruangan kelasnya belum selesai dilapisi. Sehingga sangat mengganggu aktivitas belajar.
Diberitakan sebelumnya. Beredar hal pada pemberitaan sekolah memprihatinkan. Ini, seperti hanya dinding triplek bahkan untuk atap yang bocor. Hal kondisi dari SDN 020, Pangkalan Baru itupun seakan ibarat mirip kandang kambing atau hewan. Hal kondisi bangunan sekolah negeri ini yang memiliki dua ruangan kelas yang tidak layak.
Dimana, ruangan digunakan untuk proses belajar mengajar. Bangunan kelas tersebut hanya terbuat dari papan, kawat dan serta berdindingkan triplek. Tanpa adanya plafon bahkan atapnya bocor ketika musim hujan tiba. “Kalau hujan, anak-anak kehujanan di dalam kelas. Kalau panas, yah kepanasan,” ungkapnya salah seorang guru.
Hal itu disampaikan saat Harby Efgunata, S.Pd, warga Desa Pangkalan Baru merupa sekaligus pegiat media sosial, dihari Senin (27/10/2025), lalu. Kondisi ruangan belajar mirip kandang ayam (hewan) ini sudah ada sejak tahun 2004. Bangunan hasil swadaya masyarakat setempat. Namun itu sebagian ruang kelas telah permanen.
Namun sambungnya Harby, pengakuanya pihak sekolah, bahwasa jumlahnya belum mampu menampung seluruh murid yang mencapai 71 orang. Bahkan, sekolah juga tak memiliki kantor khusus untuk guru dan penyimpanan arsip—ruang kelas terpaksa disekat dan dijadikan sebagai ruang kantor sementara untuk aktivitas. (Hafizh)