DERAKPOST.COM – Diduga balon China
raksasa ini memata-matai situs militer utama di seluruh AS. Maka itu ditembak jatuh jet tempurnya milik Departemen Pertahanan AS, diatas perairan teritorial AS.
Kementerian luar negeri China kemudian menyatakan “ketidakpuasan yang kuat dan protes terhadap penggunaan kekuatan AS untuk menyerang pesawat tak berawak sipil. Rekaman di jaringan TV AS menunjukkan balon jatuh ke laut setelah ledakan kecil.
Seorang pejabat pertahanan mengatakan kepada wartawan, sebuah jet tempur F-22 menyerang balon ketinggian tinggi dengan satu rudal – AIM-9X Sidewinder – dan jatuh sekitar enam mil laut di lepas pantai AS pada pukul 14:39 EST (19:39 GMT).
Pejabat pertahanan mengatakan kepada media AS bahwa puing-puing itu mendarat di perairan setinggi 47 kaki (14 m) – lebih dangkal dari yang mereka perkirakan – dekat Pantai Myrtle, Carolina Selatan.
Militer sekarang berusaha memulihkan puing-puing yang tersebar sejauh tujuh mil (11 km). Dua kapal angkatan laut, termasuk satu dengan derek berat untuk pemulihan, berada di area tersebut.
“Sementara kami mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi pengumpulan informasi sensitif dari balon pengintai RRT [China], penerbangan balon pengintai di wilayah AS merupakan nilai intelijen bagi kami,” terang seorang pejabat senior pertahanan AS dalam pernyataan Pentagon, dikutip BBC.
“Kami dapat mempelajari dan meneliti balon dan perlengkapannya, yang sangat berharga,” lanjutnya.
Presiden AS Joe Biden berada di bawah tekanan untuk menembak jatuh balon itu sejak pejabat pertahanan pertama kali mengumumkan bahwa mereka melacaknya pada Kamis (2/2/2023).
Setelah balon ditembak jatuh, Biden memuji aksi tersebut.
“Mereka berhasil menembak jatuh, saya ingin memuji penerbang kami yang melakukannya,” ujarnya.
Biden pertama kali menyetujui rencana untuk menembak jatuh balon pada Rabu (1/2/2023), tetapi Pentagon mengatakan telah memutuskan untuk menunggu sampai objek tersebut berada di atas air agar tidak menempatkan orang di darat dalam risiko yang tidak semestinya.
Dasar untuk operasi itu diletakkan ketika Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) menghentikan sementara semua penerbangan sipil di tiga bandara di sekitar pantai Carolina Selatan pada Sabtu (4/2/2023) sore karena “upaya keamanan nasional”.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan beberapa jam kemudian, kementerian luar negeri China mengeluarkan pernyataan.
“Pihak China telah berulang kali memberi tahu pihak AS setelah verifikasi bahwa pesawat itu untuk penggunaan sipil dan memasuki AS karena force majeure – itu benar-benar kecelakaan,” terangnya dikutip dari detik.com.
Seperti diketahui, Penemuan balon memicu krisis diplomatik, dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken segera membatalkan perjalanan akhir pekan ini ke China atas “tindakan tidak bertanggung jawab”.
Pihak berwenang China membantah itu adalah pesawat mata-mata, dan sebaliknya mengatakan itu adalah kapal cuaca yang tersesat. Menanggapi insiden tersebut, kementerian luar negeri Taiwan mengatakan dalam sebuah pernyataan. **Rul