DERAKPOST.COM – Ketua Bawaslu Riau Alnofrizal mengatakan, tragedi Pemilu 2019 itu, menjadi pembelajaran semua pihak. Sehingga ini harus ada evaluasi didalam hal seleksi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan Alnofrizal di acara diskusi ‘Pojok Pengawasan’ yang ditaja Bawaslu Riau pada Jumat (4/11/2022). Yang juga menjawab pertanyaan Khairul Ulum urusan dari Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) Cabang Pekanbaru.
Oleh karena itu sambungya, untuk dari petugas KPPS pada Pemilu 2024 harus benar-benar orang yang sehat jasmani maupun rohani. Sehingga tragedi tahun 2019 itu tidak terulang kembali. “Jadi ini petugas harus sehat raga dan jiwa atau rohani,” katanya.
Maka menurut Alnof, dalam penerimaan dan penjaringan petugas KPPS, syarat dan ketentuanya yang harus diperketat dengan tujuan tidak terulang itu tragedi 2019. Sehingga, mereka yang bertugas yaitu benar-benar memiliki kemampuan secara fisik.

Bawaslu kata Alnof turut menjaga agar petugas KPPS harus benar-benar orang yang sehat, salah satu syaratnya adalah wajib ada surat keterangan sehat dari rumah sakit dan keterangan tidak dalam gangguan kejiwaan.
Untuk diketahui. Pemilu tahun 2019 itu ada kematian massal petugas KPPS di beberapa daerah. Yakni, tercatat dikala itu sebanyak 894 petugas ini meninggal dunia dan serta 5.175 petugas KPPS itu mengalami sakit. Dan saat itu sebanyak 5.666.479 petugas.
Sebab pada saat Pemilu 2019 terdapat itu 809.497 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berada di 514 kabupaten/kota se Indonesia. Dimana untuk pada satu TPS terdapat tujuh pekerja. Yakni lima orang petugas penghitungan suara, satu petugas keamanan dan serta satu petugas administratif. **Rul