Alamak! ODGJ di Meranti Makin Banyak, Sekarang Jumlahnya Sudah 348 Jiwa

0 229

DERAKPOST.COM — Penanganan masalah kesehatan mental dan kondisi psikologis pada masyarakat yang terindikasi menderita gangguan kejiwaan selayaknya menjadi persoalan yang urgensi dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti.

Kenapa tidak, saat ini sudah tercatat sebanyak 348 warga Meranti yang masuk dalam daftar Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), baik kategori berat maupun ringan. Jumlah tersebut bahkan terus bertambah setiap tahunnya, sejak Meranti dimekarkan.

Pantauan di lapangan, selain banyak berkeliaran di Kota Selatpanjang, keseriusan dalam penanganan masalah ODGJ dipandang perlu karena mengingat kemunculannya di tempat-tempat keramaian juga mulai mengganggu dan mengancam keselamatan warga lain.

Seperti peristiwa pemukulan secara tiba-tiba dan tanpa sebab oleh seorang ODGJ terhadap pengendara sepedamotor, Kamis (11/7/2024). Meski korbannya tidak mau melawan, namun kasus tersebut sangatlah viral di masyarakat. Apalagi setelah terekam jelas melalui CCTV disekitar lokasi dan tersebar di media sosial.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti Muhammad Fachri SKM, saat dikonfirmasi tentang sistem penanganan ODGJ menjelaskan bahwa ODGJ di Kabupaten Kepulauan Meranti yang saat ini mendapat pelayanan kesehatan sudah berjumlah 348 jiwa. Jumlah tersebut bahkan tersebar di setiap kecamatan.

Berdasarkan data, khusus di Kecamatan Tebingtinggi yang terdiri dari dua Puskesmas, yakni Puskesmas Selatpanjang terdapat sebanyak 38 jiwa ODGJ dan Puskesmas Alahair dengan 51 jiwa ODGJ. Sementara di Puskesmas Alai, Kecamatan Tebingtinggi Barat berjumlah 51 jiwa ODGJ, Puskesmas Anaksetatah Kecamatan Rangsang Pesisir berjumlah 35 jiwa ODGJ dan Puskesmas Kedaburapat di Kecamatan Rangsang Barat berjumlah 40 jiwa ODGJ. Puskesmas Pulaumerbau di Kecamatan Pulaumerbau dengan 22 jiwa ODGJ, Puskesmas Telukbelitung Kecamatan Merbau 26 jiwa ODGJ, Puskesmas Tanjungsamak Kecamatan Rangsang 28 jiwa ODGJ, Puskesmas Bandul Kecamatan Tasikputripuyu 27 jiwa ODGJ dan Puskesmas Sungaitohor Kecamatan Tebingtinggi Timur berjumlah 30 jiwa ODGJ.

“Ini berdasarkan data dari 10 puskesmas yang ada. Dari jumlah tersebut, setidaknya terdapat 291 jiwa ODGJ yang tergolong berat dan mendapatkan pelayanan kesehatan. Paling banyak terdapat di Tebingtinggi dan Tebingtinggi Barat,” kata Muhammad Fachri yang turut didampingi Penanggung Jawab Program Devi Hariadi dan Kepala Puskesmas Tasikputripuyu Ahmad Daud, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis sore.

Dia juga mengaku bahwa penanganan terhadap ODGJ bukanlah perkara mudah. Apalagi jika pihak keluarga sudah tidak peduli terhadap penderita.

Sesuai aturan, kata Fachri, dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada ODGJ, pihaknya telah menggalakkan kepada setiap puskesmas untuk membuat inovasi-inovasi, seperti posyandu ODGJ yang ada di Puskesmas Selatpanjang. Termasuk menempatkan dokter disetiap puskesmas yang akan melayani masalah kesehatan ODGJ itu sendiri. Bahkan tidak jarang petugas kesehatan diturunkan untuk memberikan obat secara gratis sekaligus pemahaman kepada pihak keluarga agar tetap memperhatikan keluarganya yang menderita gangguan jiwa, hingga dirujuk ke RSJ Tampan Pekanbaru.

Muhammad Fachri juga menegaskan bahwa jumlah ODGJ di Meranti tidak akan pernah turun dan akan bertambah dari tahun ke tahun. Setiap penderita harus diwajibkan memakan obat seumur hidup. Yang selalu menjadi masalah ketika ada keluarga yang sudah tidak peduli, karena malu. Makanya tak heran jika banyak ODGJ yang berkeliaran.

“Kalau pihak keluarga tidak bisa datang, maka petugas kita yang akan datang untuk menanyakan kesehatannya sekaligus memberi obat. Kalau ada ODGJ yang kelihatan sembuh setelah makan obat secara rutin, sebenarnya bukan sembuh. Itu namanya terkontrol, karena harus makan obat seumur hidup. Jika tidak, yang bersangkutan akan kambuh lagi, ” ucap Fachri.

Kadiskes Kepulauan Meranti itu juga mengakui belum maksimalnya penanganan terhadap ODGJ. Meski banyak inovasi yang dibuat, tetap saja tidak berjalan maksimal. Tidak adanya anggaran khusus untuk penanganan ODGJ itu sendiri, menjadi persoalan yang sampai saat ini belum terpecahkan.

“Tapi kalau ada ODGJ yang terlantar dan terus berkeliaran di jalanan, sebenarnya itu gawenya Dinas Sosial, ” pungkas Fachri ketika disinggung mengenai banyaknya ODGJ yang setiap hari berkeliaran di jalan tanpa mendapatkan penanganan khusus, baik dari keluarga dan instansi terkait.  (Atansyam)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.