DERAKPOST.COM – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau bergerak cepat menuju Selinsing, kawasan yang berbatasan Dumai dengan Bengkalis. Dinginnya embun masih menyelimuti Jalan Arifin Ahmad dan 22 orang tengah menanti harapan baru untuk berangkat ke Malaysia, hari Sabtu (9/8/2025).
Mereka bukan pelancong, dan bukan pula wisatawan ingin menyeberang ke negeri jiran, Malaysia. Mereka adalah para Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal, rinciannya 17 laki-laki, 4 perempuan, dan 1 anak di bawah umur, yang hendak dikirim ke negeri Siti Nurhaliza melalui jalur laut tanpa dokumen resmi.
Berbekal informasi diterima sekitar pukul 02.00 WIB, Sabtu (9/8/2025), maka tim kepolisian langsung menyergap lokasi sekitar dua jam kemudian. Di sana, lima calon PMI ditemukan tengah menunggu jemputan dalam suasana sunyi dan dinginnya dini hari. Ketegangan terasa saat sebuah mobil Toyota Avanza putih mendekat. Pria bernama MR (29), yang duduk di belakang kemudi, sempat terkejut sebelum akhirnya diamankan petugas.
Tak lama berselang, mobil kedua, Toyota Avanza hitam, datang. Kali ini, pengemudinya DA (50), juga langsung ditangkap. Dari pemeriksaan awal, keduanya mengaku hanya disuruh pihak lain yang lebih misterius. Nama-nama seperti Do, Nababan, dan seorang beralias Ucok alias George Bush muncul dari hasil interogasi. Jejak jaringan inipun mulai terbuka perlahan.
Yang menyayat hati, diantara 22 orang itu, terdapat seorang anak yang ikut terseret dalam arus migrasi ilegal ini. Mereka berasal dari berbagai daerah, Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, hingga Riau sendiri. Harapan mereka sederhana, mencari kehidupan yang lebih baik di seberang laut.
Fanny Wahyu Kurniawan, Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau, memastikan para korban akan didata dalam sistem SISKOP2MI dan dipulangkan ke daerah asal mereka. “Penyelamatan ini bukan hanya soal menggagalkan upaya ilegal. Ini soal nyawa. Jalur laut itu berisiko tinggi, mereka bisa menjadi korban perdagangan orang, atau lebih buruk lagi, tak pernah sampai tujuan,” ungkap Fanny dengan nada tegas.
Pihak kepolisian tersebut kini menahan dua orang tersangka untuk pendalaman dan lakukan pengembangan lebih lanjut. Sementara itu, malam ini para korban akan dibawa ke BP3MI Pekanbaru untuk proses administrasi serta perlindungan. Langkah penyelamatan penjualan orang dilakukan ini bukan yang pertama kali.
(Rezha)