Ribut-ribut Soal PT BSP, Penggawa Adat LAM Riau Bela Datuk Seri Syahril Abubakar

0 166

 

PEKANBARU, Derakpost.com- Setakat ini, banyak serangan terhadap Syahril Abubakar. Hal itu setelah Ketua Umum DPH Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) ini mendesak dilakukannya perbaikan tata kelola PT Bumi Siak Pusako sebagai pengelola ladang minyak Blok Coastal Plain Pekanbaru (Blok CPP) beberapa waktu lalu.

Dimana diketahui Datuk Seri Syahril Abubakar menyoroti adanya dugaan kolusi dalam manajemen PT BSP. Selain itu, ia juga minta dilakukan perombakan kepemilikan saham sehingga distribusi hasil minyak dari Blok CPP diterima oleh seluruh daerah wilayah kerja PT BSP.

Terkait polemik ini, Penggawa Adat LAM Riau, Datuk Syafrizal membela sikap Syahril tersebut. Ia menegaskan, di era kepemimpinan Syahril, LAM Riau telah hadir sebagai kekuatan sosial masyarakat adat yang memiliki posisi tawar dalam kancah budaya, politik maupun ekonomi di tingkat nasional.

“Jangan dilupakan peran LAM Riau di era Datuk Seri Syahril Abubakar sejak beberapa tahun lalu dalam beralihnya pengelolaan Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina. Setelah 97 tahun dikelola asing, kini blok minyak terbesar di Tanah Air telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi,” kata Icap, sapaan populer Datuk Syafrizal.

Menurutnya, pembentukan badan usaha masyarakat adat (BUMA) oleh LAM Riau yang diinisiasi oleh Datuk Seri Syahril Abubakar adalah terobosan penting dan monumental dalam rangka memperkuat peran masyarakat adat dalam sektor ekonomi.

“Karena adat budaya itu tidak bisa dilepaskan dari ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Mandat budaya itu ditransfer dalam bentuk misi ekonomi pula. Itu yang dilakukan LAM Riau saat ini,” tegas Syafrizal.

Syafrizal menegaskan, LAM Riau kini telah nyata menjalankan mandat sebagai institusi budaya yakni menjadi Payung Negeri Bagi Masyarakat Melayu’ di tengah perubahan deras dinamika ipoleksosbud yang terjadi saat ini. Ia juga membantah kalau LAM Riau dituduh melakukan manuver-manuver yang memancing kekeruhan.

Menurutnya, dalam setiap rencana perubahan sosial, memang dibutuhkan gerakan dan aksi-aksi yang berbeda, sepanjang itu bertujuan positif untuk Riau. Ia berharap para tokoh Riau untuk bersatu, bertabayun dan berpikir jernih dan strategis ke depan sehingga bisa menjaga marwah Riau dan menjadi tuan di negeri sendiri.

“Janganlah kita terpisah-pisah dan saling klaim sebagai pihak yang paling benar. Idealnya, pemangku adat LAM Riau dihormati harkat martabatnya. Tidak sebaliknya justru dijatuhkan,” kata Syafrizal.

Ia menilai sikap Syahril dalam halnya itu menyoroti pengelolaan Blok CPP harus dimaknai sebagai ranah diskusi moral dalam rangka menghimpun pendapat-pendapat terbaik untuk pengelolaan Blok CPP lebih baik dan bermanfaat serta berkeadilan. Hal kritik suatu hal yang biasa dalam membangun suatu proses kemajuan.

Ia meminta kepada semua pihak untuk merenung dan melakukan kontemplasi secara jujur apakah memang sejak 20 tahun lalu Blok CPP dikelola dengan baik dan optimal. Apalagi, Blok CPP itu direbut dengan perjuangan bersama seluruh elemen masyarakat Riau dan tidak oleh sekelompok kecil saja saat itu.

“Saya harap mari kita bicara dengan hati nurani. Apa yang telah kita lakukan selama ini. Jika benar, mari kita lanjutkan. Tapi jika salah, mari kita perbaiki. Janganlah kita merasa benar, jika kita masih belum sempurna,” harap Syafrizal yang juga bekerja di Blok Rokan.

Syafrizal membeberkan beberapa terobosan yang dilakukan LAM Riau di era kepemimpinan Syahril. Yakni antara lain kebijaksanaan pembangunan Gerai LAM Riau untuk bisa mengenalkan kuliner dari seluruh daerah Riau yang dibangun oleh PT Chevron dan dilanjutkan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bekerjasama dengan SKK Migas. **Rul/Rls

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.