Waduh…..Menaker Yassierli Sebut 10 Tahun ke Depan, 50 Persen Pekerjaan Digantikan AI

0 57

DERAKPOST.COM – Secara mengejutkan, dari Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli saat menghadiri Munas III KSPSI di Tangerang, Rabu (12/11/2025). Disebut dia, hal 10 tahun kedepan itu yakni sekitar 50 persen ini akan tergantikan oleh mesin kecerdasan buatan (Aetificial Intelligence) atau dikenal AI.

Maka menurut Yassierli, untuk mehadapi perubahan besar pada era industri 4.0 ini, perlu peningkatanya kompetensi tenaga kerja Indonesia penting dilakukan. Halnya kemampuan dalan skilling, reskilling, dan upskilling menjadi kunci nyata bagi pihak p pekerja Indonesia tetap relevan di tengah kemajuan teknologi, otomatisasi, dan juga perkembangan AI.

“10 tahun ke depan, mungkin 50% pekerjaan saat ini akan tergantikan oleh mesin atau AI. Karena itu, kita harus menjawab tantangan ini dengan serius melalui program skilling, reskilling, dan upskilling,” kata Yassierli saat menghadiri Munas III Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di Tangerang, Rabu (12/11/2025) dikutip dari laman Beritasatu.

Menaker menjelaskan transformasi kompetensi tenaga kerja tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan kolaborasi erat antara dunia usaha, industri, dan serikat pekerja. Dia menilai tanpa peningkatan kemampuan, tenaga kerja Indonesia akan sulit bersaing di pasar kerja global yang semakin kompetitif.

Dalam rangka mendukung agenda peningkatan kompetensi nasional, Kementerian Ketenagakerjaan akan memperkuat peran Balai Latihan Kerja (BLK) dan Balai Vokasi Produktivitas (BVP) sebagai pusat pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.

Saat ini, terdapat 41 BLK di seluruh Indonesia yang siap dimanfaatkan untuk berbagai jenis pelatihan, mulai dari teknologi informasi (TI), permesinan, barista, hospitality, pengelasan, hingga green jobs.

“BLK harus menjadi rumah bagi semua pekerja untuk belajar dan berkembang. Ini langkah konkret agar kita siap menghadapi perubahan dunia kerja,” ujar Yassierli.

Pemerintah menargetkan minimal 500.000 peserta pelatihan dapat mengikuti program pengembangan kompetensi tersebut. Jumlah itu berpotensi meningkat hingga jutaan peserta jika melibatkan partisipasi aktif dari serikat pekerja, dunia industri, dan lembaga pendidikan vokasi.

Menaker Yassierli menegaskan, strategi peningkatan kompetensi melalui skilling, reskilling, dan upskilling merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan tenaga kerja tangguh, adaptif, dan berdaya saing tinggi di era digital.

Ia berharap langkah konkret ini dapat memastikan Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga mampu melahirkan sumber daya manusia unggul yang berperan aktif dalam menciptakan inovasi di berbagai sektor industri.

“Transformasi kompetensi adalah investasi jangka panjang. Kita ingin memastikan setiap pekerja Indonesia siap beradaptasi dan tumbuh bersama perubahan zaman,” pungkas Yassierli. (Dairul)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.