Waduh….. Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Sidak ke Pabrik Air Minum AQUA, Ternyata Pakai Sumur Bor

0 142

DERAKPOST.COM – Dedi Mulyadi lakukan Inspeksi Mendadak (Sidak), ke Pabrik Air Minum di Subang, di Provinsi Jawa Barat (Jabar), terungkap hal fakta mengejutkan dari produk air minum merek AQUA. Yang ternyata bahan baku air itu, bukan berasal pegunungan alami, namun sumber utama adalah sumur bor dalam tanah.

Artinya, air mineral merek AQUA selama ini dipasarkan dan dipersepsikan pada publik berasal dari mata air pegunungan alami, ini ternyata pembohongan. Karena, diketahuii pabrik air minum kemasan merek AQUA, di kawasan Subang tersebut tidak sesuai dari fakta yang digembor-gemborkan itu bahan baku air berasal dari pegunungan alami.

Sebuah fakta mengejutkan dari produk air mineral tersebut terungkap saat sidak oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi ke pabrik air  minum kemasan merek AQUA, di kawasan Subang, mengungkap sebuah fakta sangat mengejutkan. Produk kemasan air, selama ini dipersepsikan ke publik berasal mata air pegunungan alami, itu sangat tak benar.

Sebagaimana hal dalam video diunggah itu pada kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Dedi Mulyadi yang tiba di lokasi pabrik sempat meminta untuk hal bertemu dengan pimpinan perusahaan. Namun dari  pihak pabrik menyatakan manajer sedang berada di luar untuk hal mengikuti sebuah acara.

“Kebetulan kepala pabrik yang paling tinggi di sini sama manajernya sedang meeting di luar,” sebut seorang perempuan merupa perwakilan perusahaan dalam unggahan konten Youtube Kang Dedi Mulyadi pada Selasa 21 Oktober 2025, sebagai halnya dikutip dari laman Viva.

Tidak berhenti di situ, Dedi Mulyadi dalam kesempatan itu kemudian meminta untuk ditunjukkan lokasi pengambilan sumber air pabrik Aqua tersebut. Sambil yang berjalan menuju area belakang pabrik, ia menyoroti kondisi lingkungan sekitar dinilainya rawan longsor dan mengaitkanya dengan adanya aktivitas industri.

Keterkejutan Dedi Mulyadi memuncak saat mengetahui sumber air pabrik AQUA yang diproduksi oleh Donane tersebut, ternyata produk air mineral itu, bahan baku air yang diambil menggunakan teknologi sumur bor dengan kedalaman itu bisa mencapai 100 hingga 130 meter. Maka, hal itu membuat Dedi Mulyadi terkejut, setelah mendengar penjelasan pihak perusahaan.

Mendengar fakta itu, gubernur yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi ini juga sempat terdiam sejenak. “Sumber air merek AQUA ini, ternyata itu berasal dari dua sumur bor bor dalam, bukannya mata air pegunungan.
Saya kira air permukaan, atau air dari mata air. Ternyata bukan dari mata air, tapi dari sumur pompa dalam,” ungkap Dedi Mulyadi dengan ekspresi terkejut.

Lebih lanjut Dedi Mulyadi mengatakan, air gunung nggak, tapi ambil bawah tanah. Hal itu apa nggak geser tanahnya. Katanya jika di pegunungan, geser tanah berisiko. Inilah harus diperhitungkan. Bahkan ia menyoroti implikasi lebih luas aktivitas pengeboranya yang dalam skala besar dilakukan pihaknya  perusahaan itu di kawasan pegunungan.

Dia bahkan mengaitkan praktik ini dengan perubahan tata air yang menyebabkan hal bencana ekologis di wilayah sekitar. Dulu daerah seperti Kasomalang Subang tidak pernah banjir, namun sekarang sering. Ini menandakanya ada persoalan lingkungan serius yang harus segera dibenahi. Sebab bahwasa eksploitasi air tanah berlebihan dapat menjadi salah satu penyebabnya.

Dedi Mulyadi menyorot implikasi lebih luas dari aktivitas pengeboran air dalam skala besar yang dilakukan perusahaan AQUA di kawasan pegunungan. Maka dalam hal ini Dedi Mulyadi pun meminta izin operasional dan pengambilan air tanah di perusahaan tersebut ditinjau ulang. Dia mengingatkan agar perusahaan tidak memanipulasi data volume air diambil dari kawasan tersebut.

Diketahui sebelumnya itu, Dedi Mulyadi ini menyoroti banyaknya pada permasalahan lingkungan terjadi di wilayah sekitar pabrik, seperti longsor dan bahkan banjir. Ia antas bertanya berapa meter kubik air dihasilkan atau yang diambil setiap hari. Hal itu yang dijawab salah seorang perwakilanya pihak perusahaan, bahwasa ada sekitar 2,8 juta liter tiap harinya.

Mendengarkan hal itu, seperti dilihat dari Youtube KDM, Rabu 22 Oktober 2025. Hal itu dengan tegas Dedi Mulyadi menyebut, itu diperoleh secara gratis. Jikalau pabrik semen, kain, otomotif, mereka harus beli bahan baku. Kalau perusahaan ini, bahan bakunya enggak beli. Dalam hal Sidak itu Dedi Mulyadi menegaskan akan penting  pengelolaan sumber daya alam. Tentu itu  yang bertanggung jawab sesuai amanat konstitusi.

“Diketahui, sesuai dalam amanat konstitusi itu. Bahwa bumi, air, dan kekayaan alam ini dan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara, digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Jangan sampai air dari sini yang diangkut dan dijual mahal, sementara masyarakat sekitar kekurangan air bersih. Dan parahnya lagi malah hanya mendapat dampak negatif dari diproduksi atau diambil air ini,” katanya. (Dairul)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.