Waduh….  Kebakaran Kilang Dumai, Pengelolaan Kilang Pertamina Buruk, DPR Nilai Ancam Energi Nasional

0 89

DERAKPOST.COM – Terjadinya kebakaran di Kilang Pertamina RU II Dumai, pada hati Rabu (1/10/2025). Itu, kembali membuka sorotan tajam terhadap buruk pengelolaan infrastruktur minyak dan gas bumi (migas) nasional.

Anggota DPR RI Jalal Abdul Nasir, menilai insiden berulang mencerminkan lemahnya didalam ata kelola keselamatan kerja dan manajemen risiko di tubuh Pertamina. Dia  mendesak perlu pembenahan menyeluruh, bukan sekadar perbaikan sementara.

“Sudah saatnya Pertamina betransformasi menjadi ini perusahaan energi kelas dunia yang aman dan terpercaya. Tak boleh ada lagi korban dan kerugian akibat kelalaian,” tegas Anggota Komisi VII DPR RI,  dikutip dari laman resmi DPR RI.

Jalal juga menegaskan bahwa kebakaran di kilang minyak tidak boleh lagi dianggap hal biasa, yang dikarena menyangkut keselamatan publik, keamanan energi nasional, dan kepercayaan masyarakat.

“Ini persoalan serius yang menyangkut keselamatan, keamanan energi nasional, dan kepercayaan publik. Harus dihentikan selamanya,” tegas Politisi Fraksi PKS itu.

Menurutnya, dengan kejadian berulang ini menunjukkan kelemahannya dalam sistem pengamanan dan penerapannya Standard Operational Procedure (SOP) lingkungan Pertamina.

“SOP dan sistem otomatis pengamanan kilang harus diperkuat. Pertamina harus memiliki sistem deteksi dini dan pemadam otomatis yang bekerja cepat dan akurat. Tidak boleh lagi bergantung pada reaksi manual yang lambat,” lanjutnya.

Jalal memaparkan lima langkah konkret yang perlu segera dilakukan oleh Pertamina:

Audit menyeluruh terhadap SOP operasional dan keselamatan di seluruh kilang.

Penerapan sistem otomatis untuk deteksi kebocoran, kebakaran, dan shutdown darurat.

Pelatihan rutin dan simulasi insiden agar seluruh personel siap menghadapi potensi bahaya.

Transparansi dan akuntabilitas terhadap setiap pelanggaran atau kelalaian yang terjadi.

Kolaborasi dengan lembaga pengawas independen dan aparat keselamatan nasional.

“Budaya keselamatan harus menjadi DNA setiap pekerja. Tidak ada kompromi terhadap keselamatan,” ujarnya menegaskan pentingnya membangun safety culture di Pertamina.

Kebakaran di Kilang Pertamina Dumai bukanlah yang pertama kali. Catatan menunjukkan serangkaian insiden serupa dalam dua dekade terakhir:

2008: Tangki berkapasitas 5.000 kiloliter terbakar.

2014: Ledakan menewaskan beberapa pekerja.

2023: Kebakaran gas kompresor melukai sembilan pekerja.

2025: Ledakan dan kebakaran kembali terjadi, meski tanpa korban jiwa.

Menyikapi insiden terbaru ini, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, memastikan bahwa operasional kilang tidak terganggu.

“Malam kejadian pun, kita sudah dapat informasi dari GM bahwa operasi tidak terganggu. Tapi tetap kita kirim tim untuk investigasi penyebab kebakaran,” ujarnya.

Jalal menegaskan bahwa sebagai BUMN strategis, Pertamina memegang tanggung jawab besar terhadap keamanan energi nasional dan keselamatan publik.

Setiap kebakaran bukan hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga mengancam keselamatan warga sekitar dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan energi negara tersebut. (Dairul)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.