DERAKPOST.COM – Ribuan masyarakat di Desa Kampar ini, Kecamatan Kampa, di Kabupaten Kampar menangkap ikan bersama-sama atau disebut ‘maawuo’ oleh masyarakat setempat dalam event bertajuk Maawuo Lubuok Laghangan Danau Sembat, Sabtu (7/1/2023).
Kegiatan itu dibuka Gubernur Riau yang diwakili Staf Ahli Gubernur Riau Bidang Pemerintahan, Hukum dan Sumber Daya Manusia Yurnalis Basri bersama Pj Bupati Kampar H Kamsol. Dalam hal ini, juga melepas ikan telah diberi nomor doorprize diperebut masyarakat peserta maawuo. Jika ada masyarakat berhasil menangkap ikan bernomor doorprize ini langsung bisa tukarkan dengan hadiah.
Dalam kesempatan itu tampak dihadiri Anggota DPRD Riau H Nurzafri, Ketua DPRD Kampar Muhammad Faisal, Kadis Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat, Forkopimda Kampar, sejumlah kepala OPD Pemkab Kampar, Pucuk Adat Kenagarian Kampa Syamsiwir Datuk Mongguong, Camat Kampar Dedi Herman, tokoh masyarakat dan undangan lainnya.
Staf Ahli Gubernur Riau Yurnalis dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini merupakan lokal wisdom atau kearifan lokal yang harus mendapatkan dukungan. Kegiatan ini patut diapresiasi karena bagian upaya pelestarian ikan.
Sementara itu Pj Bupati Kampar H Kamsol dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan maawuo merupakan tradisi budaya yang harus dipertahankan. Kegiatan ini langka dan tidak banyak daerah yang melakukan.
Kabupaten Kampar sendiri telah mendapatkan penghargaan dari organisasi pangan dan pertanian dunia atau Food and Agriculture Organization, sering disingkat (FAO). Penghargaan ini diberikan kepada Kampar karena ada beberapa pelestarian ikan di beberapa lubuk larangan.
“Ini upaya pemerintah yang disebut konservasi. Konservasi ini telah lama kita lakukan, oleh masyarakat dan datuk-datuk, ninik mamak Selain didukung masyarakat Kampar juga didukung tokoh masyarakat Kampar,” ujar Kamsol dikutip dari Cakaplah.com.
Di bidang perikanan, Kampar hari ini telah mendapatkan pemasaran internasional dimana sudah ada permintaan abon ikan patin selain fallet ikan. Abon ikan patin telah ada permintaan sebanyak 38 ton sebulan dari beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam hingga Cina.
Katanya, untuk memenuhi 38 ton abon ini, tentu membutuhkan 190 ton ikan patin segar setiap dua minggu. Tapi ujar Pj Bupati Kampar, telah membicarakan kemungkinan membuat pabrik untuk mendukung ekspor abon ikan patin ini dengan investor.
Kepala Desa Kampar Erman Khairudin dalam sambutannya menyampaikan rasa bahagianya karena pada hari ini masyarakat kembali bisa menikmati ikan di Danau Sembat. Ia bersyukur atas bantuan yang diberikan berbagai pihak. Ia berharap pemerintah mendukung hal pengembangan pariwisata ini.
Pada kesempatan ini, Erman meungkap sejarah Danau Sembat. Ternyata, bahwa hal pembangunan Danau Sembat yang awalnya untuk memenuhi kebutuhan air untuk pertanian memiliki sejarah yang panjang. Erman bercerita, Sembat pada masa lalu merupakan area pemukiman warga, tempat pemandian sebelumnya pindah ke pinggir Sungai Kampar.
Wilayah Bukit Dongkue yang berada di bagian utara Danau Sembat adalah wilayah asal warga Pulau Tinggi dan Pauh. Sementara wikayah selatan di Bukit Kuoyang merupakan tempat asal warga Kampa. “Buktinya, di sini adalah perkampungan masa lalu. Ini banyaknya kuburan tua,” beber Erman.
Danau inipun awalnya dibangun dengan swadaya masyarakat saat Desa Kampa dipimpin oleh Kades Sumar tahun 1958 lalu. Dimana pada saat itu masyarakat bergotong royong membangun danau hanya menggunakan tangan dan alat sederhana. Kemudian pihak Pemerintah Provinsi Riau turut mendukung akan hal pembangunan danau ini, pada saat Riau dipimpin oleh Gubernur Kaharudin yang diresmikan Gubernur Arifin Achmad.
Dikesempatan itu, Erman mengatakan, dengan adanya semangat Pemdes dan masyarakat, maka berharap pemerintah kembali memperhatikan Danau Sembat. Danau Sembat di masa jayanya menjadi satu diantara tempat wisata pemandian yang ramai dikunjungi wisatawan pada era tahun 2000an bersama Kawasan Wisata Stanum. **Rul