DERAKPOST.COM – Diketahui, amukkanya Kebakaran Hutan Lahan (Karhutla) di Rohil hingga disaat sekarang tercatat ada Pratu Wahyudi dari TNI dan Ipda Donald personil Brimob Polda Riau meninggal dunia.
Sebagaimana diketahui titik panas di Riau. Bahkan untuk kabar duka sudah lebih dulu ada menyelimuti tanah Melayu ini. Di balik kobaran api membakar lahan gambut, dua nama kini terpatri dalam ingatan bersama yaitu Pratu Wahyudi dan juga Ipda Donald Junus Halomoan.nMereka berdua tak lagi kembali bertugas untuk memadamkan api, dalam menyelamatkan hutan.
Diketahui, bahwa Pratu Wahyudi Syahdan. pada delapan tahun silam, yakni Agustus 2016 memadamkan api Karhutla. Dia pun berjalan dibarisan paling belakang. Ia dan lima rekannya baru saja menuntaskan hal tugas harian sebagai bagianya dari Satgas Karhutla. Jalur mereka ini hanya beberapa meter dari api yang menjalar. Tapi, tenang, karena mereka telah terbiasa.
Tapi sore itu ada berbeda. Wahyudi hilang begitu saja diketika perjalanan kembali ke barak yang di Desa Labuhan Tangga Besar, di Kabupaten Rohil. Tak ada jawaban, saat dipanggil, kemudian itu tak ada jejak yang bisa ditelusuri. Pencarian dilakukan siang dan malam oleh TNI, Polri, Basarnas, juga warga setempat menyusuri setiap jengkal pada hutan terbakar tersebut.
Kala itu, bahwa doa dipanjatkan, harapan digantungkan. Lima hari kemudian, jasad Wahyudi juga telah ditemukan telungkup, terbakar. Yaitu hanya 250 meter dari titik ia menghilang. Tubuhnya telah 80 persen hangus, tapi wajahnya masih bisa dikenali. Ia yang tidak sempat pulang sebagaimana mestinya. Tapi, saat itu ia pulang sebagai pahlawan.
Semetara itu, diketahui baru-baru ini atau setelah delapan tahun berselang, di lokasi yang tak jauh dari peristiwa Wahyudi. Ada kejadian sama dialami Ipda Donald Junus Halomoan. Dimana, Ipda Donald Junus ini usia 49 tahun dari kesatuan Brimob Polda Riau. Sudah tiga pekan dia berada di garis depan operasi Karhutla di Simpang Kanan, Rokan Hilir.
Setiap hari, bersama tim gabungan, ia juga menembus semak dan asap. Dengan sikap tanpa lelah, tanpa banyak kata. Yaitu, pada 4 Agustus 2025, Donald ini ada memimpin apel konsolidasi usai pemadaman, lalu dia kembali ke mess sederhana di aula Kantor Camat Simpang Kanan.
Malamnya, ia pun sempat makan malam bersama rekan-rekan. Namun, keesokan pagi, ia tak bangun lagi. Ditemukan dalam diam, tubuhnya telah dingin. Pemeriksaan medis memastikan dia wafat pukul 08.00 WIB. Ipda Donald,tak terbakar seperti hal Wahyudi, tapi diduga kelelahan di medan padamkan Karhutla.
Keduanya itu, mungkin tak pernah saling mengenal. Tapi keduanya bertemu dalam satu titik, pengabdian tanpa pamrih pada tugas negara, di tengah bencana berulang saban tahun. Pratu Wahyudi dan juga Ipda Donald menjadi wajah nyata risiko dihadap
mereka bekerja di garis api. Mereka anak bangsa gugur bukan dalam pertempuran, tapi dalam misi kemanusiaan. (Dairul)