DERAKPOST.COM – Diketahui bahwa DPRD memiliki peran penting memperjuangkanya keluhan masyarakat. Seperti, ada dilakukan anggota DPRK Kabupaten Bireuen ini fokus memperjuangkanya keluhan masyarakat di pedalaman.
Kali ini, warga merasa tertipu dengan mafia tanah. Dimana, ribuan hektar hutan adat di pedalaman Peusangan Siblah Krueng serta Peusangan Selatan, di Kabupaten Bireuen, diduga telah lama dengan diperjualbelikan. Masyarakat setempat itu, mengaku tertipu para mafia tanah terkait perambahan serta penguasaan hutan adat tersebut.
Dikutip dari laman beritamerdeka.net. Yaitu informasi itu dengan diperoleh tokoh-tokoh adat beserta masyarakat di Pante Karya Peusangan Siblah Krueng dan Pulo Harapan Peusangan Selatan, perambahan hutan adat secara besar-besaran di kawasan itu terjadi sejak tahun 2016.
“Kala itu, setiap warga yang ikut merambah hutan ini, dijanjikan mendapatkan 2 hektar lahan per orang. Tetapi janji tersebut tidak pernah ditepati, mereka itu hanya dijadikan buruh harian lepas diberi upah yaitu sekira Rp50-100 ribu per hari,” ujar Mulyadi disapa Pang Maides yang tokoh eks GAM Wilayah Bireuen.
Ditemui media ini, perbatasan pedalaman dua Kecamatan Peusangan Selatan, serta Peusangan Siblah Krueng, Pang Maides ini pernah merambah hutan pada tahun 2017 bersama sejumlah warga lainnya. Katanya,
itu diajak oleh perangkat desa merambah hutan untuk dijadikanya lahan perkebunan. Setelah berhasil membuka lahan dengan menebang hutan, ternyata hanya diberikan upah harian.
Setelah beberapa bulan kemudian, lanjut dia, pihaknya baru mengetahui kalau hutan adat yang sudah dibersihkan itu dijual oleh oknum mantan Keuchik dan serta oknum Perangkat Desa kepada pihak perusahaan perkebunan. “Kami ini benar-benar merasa tertipu, ternyata hutan adat kami bersihkan untuk dijual ke pihak lain,” ujarnya.
Keuchik Desa Pante Karya Hasdairin, saat dihubungi media ini mengatakan, bahwasa ketika dirinya diangkat menjadi Keuchik itu tidak adalagi hal hutan adat maupun hutan lindung yang seluas 5.000 hektar di Dusun Leubok Seutui, di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng. Katanya, masalah itu telah merugikan masyarakat setempat tersebut terjadi sebelum dia jabat sebagai Keuchik. (Dairul)