DERAKPOST.COM – Sekarang, kembali ada pengunduran diri sejumlah pejabat Eselon II, di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Hal itu, memicu perhatian publik.
Dari penelusuran muncul dugaan bahwa pengunduran diri para pejabat tersebut bukan sekadar keputusan karier, melainkan disebabkan oleh tekanan dari internal birokrasi.
Beberapa sumber di lingkungan Pemprov Riau menyebut bahwa Inspektorat Riau diduga menjadi lembaga sentral dalam tekanan tersebut.
“Motifnya mencari kesalahan para kepala OPD. Kalau ketahuan, mereka diancam: mundur atau berkas diserahkan ke aparat penegak hukum (APH),” ujar seorang pegawai meminta identitas dirahasiakan.
Dikutip dari GoRiaucom. Situasi ini yang menciptakan ketegangan di kalangan pejabat. “Kami jadi takut, karena sudah ada yang jadi korban, yaitu Fauzan Tambusai. Karena melawan, langsung dieksekusi.
Pegawai lainnya juga meminta agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit menyeluruh terhadap Inspektorat Riau. “Kami yakin, inspektorat Riau juga tidak bersih. Harus ada audit terbuka dan transparan,” tegasnya.
Mereka juga mendesak Gubernur Riau, Abdul Wahid, untuk bersikap tegas terhadap dugaan ancaman yang dilakukan oleh pejabat internal. “Bapak Gubernur harus bertindak. Pejabat yang suka mengancam harus ditindak,” sambungnya.
Informasi lain yang dihimpun dari staf Sekretariat DPRD Riau turut memperkuat dugaan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa Inspektorat hanya memeriksa dokumen selama tiga bulan masa jabatan Fauzan Tambusai sebagai Pelaksana Tugas Sekretaris Dewan (Plt Sekwan), dengan permintaan dokumen langsung diarahkan ke bagian keuangan.
Namun saat dikonfirmasi kepada beberapa mantan pejabat eselon II yang telah mengundurkan diri, mereka memilih untuk tidak banyak berkomentar. “Kami mundur karena ingin berkarier di pusat,” ujar beberapa mantan pejabat tanpa merespons saat ditanya soal kemungkinan tekanan dari Kepala Inspektorat.
Fenomena pengunduran diri massal ini pun memunculkan pertanyaan besar di tengah masyarakat: apakah alasan mundur ini murni demi pengembangan karier, atau ada dinamika internal yang belum sepenuhnya terungkap. (Dairul)