DERAKPOST.COM – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) asal Riau Abdul Wahid menyikap anggaranya Dana Bagi Hasil (DBH) sawit dirancang pemerintah untuk tahun 2024 jadi turun sekitar Rp396 miliar, dibanding alokasi 2023.
Tahun depan diketahu pusat merancang anggaran DBH sawit sebesar Rp3 triliun atau lebih rendah dibandingkan alokasi tahun 2023 sebesar Rp3,396 triliun. Ini menjadi sorotan anggota (DPR) RI asal Riau, Abdul Wahid. “Apa itu alasannya? Harus jelas dong,” ungkapnua.
Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, kepada wartawan menyebut,
alasan pengurangannya itu apa, apakah produksinya berkurang, dan harga sawit turun, atau memang ekspor sawit tidak sebesar dulu. Ini harus ada kalkulasinya, tidak boleh seenaknya mengurangi.
Wahid yang juga Ketua DPW PKB Riau ini mengatakan, tidak mungkin itu jika turunnya produksi sawit jadi alasanya pengurangan akan alokasi DBH sawit. Ini lantaran produksi sawit masih terus tumbuh mengingat masih terus adanya pembukaan perkebunan sawit.
“Jadi memang logikanya tidak masuk sama sekali. Karena tidak mungkin produksi sawit itu berkurang. Karena lahan yang dibangun terus menerus. Saya lihat masih ada terus menerus pembangunan kebun baru, izin baru,” kata dia.
Selain itu, lanjut Wahid, gencarnya hal peremajaan sawit yang dilakukan juga terus membuat produksi kelapa sawit meningkat. Bahkan tidak ada laporan replanting ini membuat produksi sawit berkurang. Artinya, secara keseluruhan itu produksi sawit itu tetap terjaga dan bahkan meningkatkan. **Rul