DERAKPOST.COM – Tampaknya didalam permintaannya dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau terkait penambahannya deviden dari sewa lahan Hotel Aryaduta Pekanbaru oleh PT Lippo Karawaci yang hanya Rp200 juta pertahun. Hal itu saat ini tidak terwujud sampai tahun 2026.
Dalam hal ini, Pemprov Riau terkesanya pasrah terkait permintaan penambahan deviden sewa lahan tersebut. Pemprov Riau juga sebelumnya sempat meminta penambahanya deviden Hotel Aryaduta. “Namun upaya itu mandek, yang karena terkunci kontrak akan berakhirnya tahun 2026 mendatang,” kata Indra.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Riau mengatakan bahwa, keinginan minta penambahanya deviden Hotel Aryaduta terkunci dengan kontrak kerjasama saat awal dulu. Indra mengatakan, bahwa kontrak kerjasama pengelolaan dengan PT Lippo Karawaci diperkira berakhir pada 2026.
“Setelah kontrak berakhir, maka dipasti selanjutnya aset Hotel Aryaduta ini jadi milik Pemprov Riau. Jadi kita tunggu lah sampai kontrak kerjasama habis. Pihak kita (Pemprov) Riau sebelumnya sudah meminta permintaan tambahan deviden kepada pengelolaan Hotel Aryaduta, PT Lippo Karawaci,” katanya.
Terakhir itu sebelum pandemi Covid-19, Pemprov Riau sama PT Lippo Karawaci telah melakukan rapat terbatas. Hal ini membahas permintaan itu. Tetap rapat tersebut, keduanya baik Pemprov Riau dan Lippo Karawaci sepakat menunjuk auditor independent untuk melakukan audit pengelolaan dari Hotel Aryaduta Pekanbaru.
Audit itu, dilakukan menyusul adanya rencana pemutusanya kontrak antara pihak Pemprov Riau dengan PT Lippo Karawaci selaku pengelola dari Hotel Aryaduta Pekanbaru. Karena Pemprov Riau, selaku pihak pemilik lahan tidak mendapat kepastianya dari pengelola terkait permintaan tambahan deviden dari pengelolaan hotel tersebut.
Sebab kontrak awal itu dinilai tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini. Dimana pengelola sudah menambah bangunan ballroom, namun tidak ada tambahanya deviden. Pemprov Riau hanya menerima deviden Rp200 juta pertahun. Diketahui, setiap bulannya, dari ballroom tersebut Hotel Aryaduta raup keuntungan Rp30 miliar termasuk pajak. **Rul