DERAKPOST.COM – Muller ini selaku Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia atau APHI Riau, hadir dalam Diskusi Santai yang digelar AMSI Wilayah Riau. Dalam hal ini, ia mengatakan industri kehutanan Riau serap hingga 58 ribu orang tenaga kerja.
Provinsi Riau kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu kekuatan utama sektor kehutanan nasional. Di balik luasnya hamparan hutan tanaman industri, roda ekonomi yang berputar di sektor ini tercatat sangat besar, dengan kebutuhan investasi mencapai Rp3,3 triliun setiap tahun untuk menjaga keberlanjutan operasional lahan hutan.
Tak hanya berkontribusi pada perputaran ekonomi, industri kehutanan di Riau juga menjadi tulang punggung penyerapan tenaga kerja. Sebanyak 50 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia Riau mampu menyerap sekitar 55 ribu hingga 58 ribu tenaga kerja di berbagai lini usaha kehutanan.
Dikutip dari laman Halloriau. Fakta tersebut disampaikan Ketua APHI Riau, Muller Tampubolon, dalam Diskusi Santai yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia Wilayah Riau bersama APHI Riau. Diskusi itu mengangkat tema “Harapan atau Ilusi: Menelisik Serapan Tenaga Kerja di Industri Kehutanan Riau”.
Muller menjelaskan, puluhan ribu tenaga kerja tersebut terserap mulai dari kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, hingga tenaga pendukung operasional lainnya. Menurutnya, sektor kehutanan masih menjadi sumber mata pencaharian penting, terutama bagi masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan konsesi.
Saat ini, APHI Riau menaungi 50 perusahaan kehutanan, terdiri dari 44 perusahaan hutan tanaman industri, satu perusahaan hutan alam, serta lima perusahaan yang bergerak di bidang restorasi ekosistem. Seluruh perusahaan tersebut mengelola total lahan seluas 1,7 juta hektare.
“Sekitar 1,5 juta hektare merupakan hutan tanaman. Dari jumlah itu, 1.012.000 hektare digunakan untuk HTI, sementara sisanya dipertahankan sebagai kawasan konservasi,” jelas Muller.
Ia menambahkan, sektor kehutanan Riau turut memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa negara dan pendapatan daerah. Dengan luas panen sekitar 200 ribu hektare per tahun dalam siklus lima tahunan, kebutuhan investasi mencapai Rp3,3 triliun per tahun dinilai mutlak untuk menjaga kesinambungan usaha.
Pengelolaan lahan dalam skala besar tersebut berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja. Sepanjang tahun 2025, tercatat sekitar 55 ribu hingga 58 ribu pekerja terlibat di berbagai tahapan produksi kehutanan, dengan masyarakat lokal menjadi prioritas utama dalam proses perekrutan.
“Selain menyerap tenaga kerja lokal, APHI Riau juga mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar konsesi dengan mengajak warga menjadi pengusaha baru di sektor pendukung kehutanan,” ungkap Muller.
Tak hanya itu, perusahaan anggota APHI Riau juga menjalankan tanggung jawab sosial melalui program CSR atau community development. Program ini menyasar berbagai bidang, mulai dari pendidikan, budaya, keagamaan, kesehatan, hingga pembangunan infrastruktur, guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan. (Dairul)