Merasa Dirugikan dan Minta Pernyataan Sumur Bor Diluruskan, Dedi Mulyadi Menolak Hal Permintaan AQUA

DERAKPOST.COM – Perusahaan ini merasa keberatan dengan pernyataan Dedi Mulyadi soal sumur bor. AQUA ini, merasa dirugikan karena warga salah paham terhadap istilah tersebut. Tetapi hingga kini Gubernur Jawa Barat (Jabar) ini enggan untuk meluruskan kalimatnya tersebut.

Sebagaimana diketahui, Gubernur Jabar ini beberapa waktu lalu melakukan hal Inpeksi Mendadak (Sidak), ke pabrik minum merek AQUA di Subang. Usai pernyataan, dilansir gubernur itu, menjadi heboh serta rugikan pihak perusahaan. Gubernur pun,l menolak keras permintaan pihak AQUA untuk halnya  meluruskan pernyataannya soal sumber air yang digunakan perusahaan itu

Seperti hal diketahui, usai viralnya konten Chanel KDM. Dikutip dari laman Wartakota itu, ucapan Dedi Mulyadi soal penggunaan sumur bor oleh AQUA, membuat banyak itu  perusahaan dicap sebagai pembohongan publik oleh warganet. Pasalnya, selama ini AQUA mengklaim menggunakanya air dari sumber di pegunungan

Seusai sidak Dedi Mulyadi ke AQUA viral, ia pun mengundang pihak AQUA untuk dapat  menjelaskan soal sumber air AQUA selama ini. Dalam pertemuan itu pihak AQUA justru meminta KDM ini untuk hal membersihkan nama baik perusahaan yang saat sekarang sudah dicap miring oleh masyarakat.

“Pak Gub, boleh menyangkut masalah air, kemarin yang statement di sana kemudian diviralkan dijadikan propaganda yang luar biasa, konsumen jadi bingung karena kang Dedi bilang ‘oh ternyata sumur bor’, sangkanya orang kayak ngebor di Bantar Gebang, kayak ngebor di Priok. Kalau boleh ini kan ada timnya, paling tidak ngebor itu cara mengeluarkan air,” kata perwakilan pihak AQUA ke Dedi Mulyadi.

Menanggapi permintaan itu, KDM secara tegas mengatakan bahwasa ia sudah ada memberi kesempatan kepada pihak AQUA untuk menjelaskan secara detail mengenai pengeboran tersebut. Dedi Mulyadi lantas menyinggung soal martabat dirinya dan tak langsung menyetujui hal permintaan pihak AQUA.

“Kan bapak menjelaskan, kalau saya main potong itu nanti, tentu saya dianggap ada apa-apa dengan AQUA, kan martabat saya. ‘Oh Kang Dedi udah datangin AQUA dikasih duit nih’. Pasti persepsi publik,” katanya. Ia pun secara tegas menyebut integritasnya akan terancam bila itu menuruti kemauan AQUA untuk klarifikasi.

“Saya juga harus jaga integritas saya dong. Bapak punya integritas saya juga harus jaga integritas. Kalau integritas diri saya gak dijaga, saya belain AQUA gak akan didenger orang,” katanya.

KDM menegaskan bahwa dirinya sudah memfasilitasi AQUA untuk menjelaskan mengenai sumber air tersebut ke akun sosial medianya.

Dedi Mulyadi menuturkan, jika memang produk AQUA terjamin kualitasnya, maka dihancurkan orang lainpun konsumen tidak akan berpindah. Ia mengatakan sengaja mengundang AQUA dan mempersilahkan bicara depan kamera sebagai bentuk tanggung jawab Dedi Mulyadi

Klarifikasi AQUA

Seperti dilansir dari Tribunnews. Klarifikasi dari AQUA se-usai disidak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan disebut bersumber dari sumur bor.

Adapun AQUA belakangan menjadi sorotan setelah disidak Dedi Mulyadi ke pabriknya yang berada di Subang, Jawa Barat.

Disebutkan bahwa air AQUA yang diproduksi merupakan air dari sumur bor, kini pihak AQUA beri klarifikasi.

Meluruskan informasi yang saat ini beredar di media sosial, yang menyebutkan bahwa AQUA menggunakan air dari sumur bor biasa, bukan dari air pegunungan, serta menyoroti isu pajak, SIPA, dampak lingkungan, hingga kontribusi sosial perusahaan. Kami ingin tidak ada kesalahpahaman di masyarakat,’ tulis AQUA melalui laman resminya, Kamis (23/10/2025).

Tentang Sumber Air dan Proses Produksi

1. Benarkah AQUA menggunakan air dari sumur bor biasa?

Tidak benar. AQUA menggunakan air dari akuifer dalam yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan. Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli dari UGM dan Unpad. Sebagian titik sumber juga bersifat self-flowing (mengalir alami).

2. Apakah pengambilan air oleh AQUA mengganggu sumber air masyarakat?

Tidak. Air yang digunakan AQUA berasal dari lapisan dalam yang tidak bersinggungan dengan air permukaan yang digunakan masyarakat. Proses pengambilan air dilakukan sesuai izin pemerintah dan diawasi secara berkala oleh pemerintah daerah dan pusat melalui Badan Geologi, Kementerian  Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). AQUA memiliki Kebijakan Perlindungan Air Tanah Dalam (Ground Water Resources Policy), yang mengatur bahwa pengelolaan sumber daya air harus menjamin kemurnian dan kualitas sumber air, menjaga kelestarian sumber daya airnya, berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di wilayah operasional serta melindungi dan turut mempromosikan adat dan cagar budaya di sekitar wilayah operasionalnya.

3. Apakah pengambilan air tanah dalam bisa menyebabkan longsor atau pergeseran tanah?

Berdasarkan kajian bersama UGM, pengambilan air dilakukan secara hati-hati dan tidak menyebabkan pergeseran tanah atau longsor. Namun, faktor lain seperti perubahan tata guna lahan dan deforestasi juga berpengaruh. AQUA aktif melakukan konservasi dan pemantauan lingkungan secara berkala serta melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan setempat untuk mengelola sumber daya air secara terintegrasi dari hulu hingga hilir sehingga terjaga kualitas dan kuantitasnya. Hal ini juga menjaga area tangkapan dan resapan air tetap terjaga fungsi dan keberlanjutannya.

4. Apakah AQUA membayar pajak dan retribusi atas pengambilan air?

Ya. AQUA secara konsisten dan transparan memenuhi seluruh kewajiban perpajakan dan retribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembayaran dilakukan secara berkala dan resmi di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, yang menjamin transaksi tercatat secara sah secara hukum.

5. Apa itu SIPA dan bagaimana AQUA mematuhinya?

SIPA (Surat Izin Pengusahaan Air Tanah) adalah izin resmi dari pemerintah yang mengatur volume dan lokasi pengambilan air oleh perusahaan. AQUA hanya mengambil air sesuai dengan kuota yang ditetapkan dalam SIPA dan berada di bawah pengawasan ketat dari instansi terkait. Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan, AQUA juga menjalankan program konservasi air dan pengembalian air ke alam dan masyarakat melalui program WASH (Water Access, Sanitation, and Hygiene) yang telah menjangkau lebih dari 500,0000 penerima manfaat di berbagai wilayah operasional AQUA di Indonesia.

6. Apakah AQUA memiliki SIPA (Surat Izin Pengusahaan Air Tanah)?

Ya. AQUA memiliki dan secara aktif memperbarui SIPA untuk setiap sumber air yang digunakan. SIPA adalah izin resmi dari pemerintah yang mengatur volume dan lokasi pengambilan air. AQUA mematuhi seluruh ketentuan dalam SIPA dan berada di bawah pengawasan ketat instansi terkait seperti Kementerian ESDM dan dinas lingkungan hidup daerah.

7. Bagaimana AQUA memastikan kepatuhan terhadap SIPA?

AQUA membentuk tim khusus (SIPA Taskforce) untuk memantau dan mengelola seluruh proses perizinan dan pelaporan SIPA. Selain itu, AQUA juga menjalankan program konservasi air dan pengembalian air ke masyarakat sebagai bagian dari kewajiban SIPA, termasuk melalui program WASH dan konservasi berbasis DAS.

8. Apakah AQUA pernah mengalami kendala dalam pengurusan SIPA?

Seperti perusahaan lainnya, proses perizinan dapat menghadapi tantangan administratif atau teknis. Namun, AQUA selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pusat untuk memastikan seluruh proses berjalan sesuai ketentuan. AQUA juga aktif dalam advokasi kebijakan air melalui asosiasi industri dan forum publik.

9. Apakah ada manipulasi jumlah air yang dilaporkan?

Tidak. AQUA berkomitmen penuh pada transparansi dan integritas. Seluruh volume air yang diambil dilaporkan sesuai realisasi dan diaudit oleh pemerintah. Setiap pelanggaran akan dikenakan sanksi tegas sesuai hukum yang berlaku.

10. Apakah harga air mineral AQUA wajar dibandingkan BBM?

Harga air mineral mencerminkan proses seleksi sumber, pengujian kualitas, produksi higienis, distribusi, dan komitmen keberlanjutan lingkungan. AQUA memastikan harga yang diterapkan sejalan dengan nilai tambah dan manfaat yang diberikan kepada konsumen.

11. Apakah masyarakat sekitar mendapatkan manfaat dari keberadaan AQUA?

AQUA berkomitmen agar keberadaan perusahaan membawa manfaat nyata, mulai dari akses air bersih, konservasi lingkungan, hingga pemberdayaan ekonomi lokal. Setiap program CSR dirancang bersama masyarakat dan pemerintah daerah untuk memastikan dampak positif yang berkelanjutan.

12. Apa yang AQUA lakukan untuk menjaga keberlanjutan air di Subang?

Proses penentuan sumber air AQUA dilakukan oleh tim ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti geologi, hidrogeologi, geofisika, dan mikrobiologi. AQUA hanya menggunakan air dari akuifer dalam (kedalaman 60–140 meter), bukan dari air permukaan atau air tanah dangkal. Akuifer ini terlindungi secara alami oleh lapisan kedap air, sehingga bebas dari kontaminasi aktivitas manusia dan tidak mengganggu penggunaan air masyarakat.

Untuk terus menjaga kualitas dan kuantitasnya, AQUA menjalankan program konservasi sumber daya air berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) di berbagai wilayah operasional, termasuk Subang. Di Subang sendiri, AQUA tercatat telah melakukan penanaman lebih dari 250,000 pohon, membangun lebih dari 120 sumur resapan dan 2.800 rorak, serta melakukan berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat bersama masyarakat Subang

Sidak KDM

Sebelumya diketahui bahwa Dedi Mulyadi seklaigus Gubernur Jawa Barat melakukan sidak di Pabrik AQUA yang ada di Subang, Jabar Barat. Dari hasil sidak, Dedi Mulyadi menemukan fakta pabrik AQUA yang ada di Subang itu ternyata airnya bersumber dari sumur bor. Padahal, selama ini AQUA klaim airnya berasal dari mata air pegunungan.

Kunjungan Dedi Mulyadi terekam didalam unggahan di kanal KANG DEDI MULYADI CHANNEL di YouTube. Yaitu dalam video tersebut, terlihat KDM tiba di area pabrik dan langsung minta untuk dapat bertemu dengan pihak pimpinan. Tapi, pertemuan itu tak bisa dilakukan karena manajemen perusahaan sedang berada di luar untuk menghadiri sebuah acara.

“Kebetulan kepala pabrik yang paling tinggi di sini sama manajernya sedang meeting di luar,” ujar seorang perempuan mengaku perwakilan perusahaan. Setelah denganya mendengar penjelasan tersebut, KDM tidak langsung meninggalkan lokasi. Dia, dalam hal ini meminta untuk ditunjukkan tempat pengambilan sumber air yang digunakan pabrik AQUA di kawasan itu.

Ia sambil berjalan menuju area belakang pabrik, tampak memperhatikanya kondisi lingkungan sekitar. Ia menyoroti area yang menurutnya rawan longsor dan kaitkanya dengan akan aktivitas industri di kawasan pegunungan. Ia menyebut bahwa kondisi alam di wilayah seperti itu perlu dijaga agar tidak menimbulkan dampak ekologis yang lebih besar.

Saat sampai di titik pengambilan air, KDM tampak terkejut yaitu mengetahui bahwa sumber air pabrik bukan berasal dari mata air permukaan, melainkan dari sumur bor dalam. “Oh ini airnya dibor? Saya kira air permukaan, air dari mata air. Ternyata itu bukan dari mata air, tapi dari sumur pompa dalam,” ucap KDM.

Pihak pabrik kemudian menjelaskan bahwa proses pengambilan air dilakukan dengan sistem sumur bor menggunakan teknologi pompa, dengan kedalaman mencapai 100 hingga 130 meter. Penjelasan disampaikan untuk menjawab pertanyaan KDM tentang alasan penggunaan sumur dalam.

“Semua air bawah tanah, Pak. Yang karena memang kualitas yang paling bagus itu yang paling dalam,” terang seorang staf pabrik.

Dedi Mulyadi tampak mendengarkan penjelasan tersebut dengan saksama. Namun, ia menyoroti persoalan lain yang menurutnya lebih penting, yakni dampak lingkungan dari aktivitas pengambilan air dalam skala besar.

Ia mengaitkan praktik industri semacam itu dengan perubahan tata air dan munculnya bencana ekologis di wilayah sekitar.

“Dulu daerah seperti Kasomalang Subang tidak pernah banjir, sekarang sering. Ini menandakan ada persoalan lingkungan serius yang harus segera dibenahi,” ujarnya Ia kemudian melanjutkan peninjauan hingga ke area belakang pabrik.

Di sana, KDM kembali menyoroti kondisi lahan yang terlihat gundul dan rawan longsor. Menurutnya, kerusakan alam di kawasan pegunungan tidak bisa dilepaskan dari aktivitas industri, baik akibat penebangan pohon maupun pengambilan air tanah secara berlebihan.

Selain soal lingkungan, KDM juga menyoroti aspek ekonomi dari operasional perusahaan air mineral tersebut.

Ia menyebut bahwa pabrik air minum kemasan memiliki keunggulan besar karena bahan bakunya diambil langsung dari alam tanpa biaya pembelian, berbeda dengan industri lain yang harus membeli bahan dasar untuk produksinya.

“Perusahaan lain seperti pabrik kain, semen, atau otomotif harus beli bahan baku. Tapi perusahaan ini tidak, karena airnya diambil langsung dari alam,” tutur KDM.

Ia juga mengingatkan agar tidak ada praktik manipulasi data mengenai volume air yang diambil dari sumber bawah tanah. Pemerintah, kata KDM, memiliki kewenangan untuk memastikan seluruh pajak air tanah dibayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Jangan sampai yang diambil sejuta meter kubik, tapi dilaporkan hanya setengahnya,” tegasnya.

Menanggapi temuan itu, pihak pabrik menjelaskan bahwa pengambilan air dari lapisan tanah dalam dilakukan di seluruh titik pabrik AQUA di Jabar.

Mereka beralasan bahwa air bawah tanah memiliki kualitas terbaik untuk diproduksi menjadi air mineral kemasan.

Meski begitu, hasil sidak tersebut tetap menimbulkan perdebatan publik.

Citra air mineral yang selama ini dikenal berasal dari mata air pegunungan kini mulai dipertanyakan, setelah Dedi Mulyadi menemukan bahwa sumber utamanya justru berasal dari sumur bor dalam. (Dairul)

Aquabordedimulyadisumur
Comments (0)
Add Comment