DERAKPOST.COM – Mencegah hal-hal tak diinginkan dalam program pelaksanaanya Makan Bergizi Gratis (MBG), Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris usulkan agar skema pengadaan pendistribusian ini diubah, menyusul kasus keracunan massal yang terjadi secara berulang.
Menurut Charles, pengadaanya MBG harus kembali melibatkan sekolah dan tidak lagi ada produksi MBG massal di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). “Kami nilai teknis adalah dengan mengembalikan pengadaan MBG ke pihakbmasing-masing sekolah masing-masing,” ujar Charles yang dikutip media ini dari laman Kompas.
Ketua DPP PDI-P itu berpandangan bahwa anggaran tersedia saat ini memungkinkan sekolah untuk bisa diberi tanggung jawab menyediakan MBG. Charles, dalam hal ini juga mencontohkan, penyediaan makanan dalam bentuk prasmanan di sekolah, yang sehingga MBG diterima itu dalam kondisi hangat dan segar.
“Jadi, tidak ada lagi SPPG memproduksi massal ribuan paket dalam sehari. Sebab, hampir semua kasus keracunan. Bahkan disebabkan oleh makanan basi yang tidak terpantau, karena yang terlalu banyaknya produksi oleh SPPG,” ungkap Charles. Dia juga mengatakan, kasus keracunan yang dialami para siswa belum juga berhenti kendati BGN mengeklaim sudah lakukan evaluasi dan meningkatkan pengawasan.
Charles menambahkan, pola penyediaan MBG melalui sekolah diyakini menghemat anggaran. Sebab, rantai pasokan makanan menjadi lebih pendek dan dapat diberikan secara langsung kepada siswa tanpa perlu pengemasan.
“Dengan adanya rantai pasok yang pendek, pemerintah justru bisa lebih menghemat anggaran. Karena, tidak ada lagi biaya pengemasan, karena makanan disajikan prasmanan, dan siswa penerima manfaat lebih terhindar dari potensi keracunan,” pungkas Charles. (Dairul)