DERAKPOST.COM – Makauhe Tumpah, adalah masakan yang menjadi salah satu ciri khas dari Kabupaten Kepulauan Meranti. Makauhe atau kerap disebut rama-rama mempunyai bentuk yang aneh, seperti perpaduan antara kepiting dan lobster.
Namun makauhe itu memiliki cita rasa yang sulit tertandingi. Makauhe ini hidup di dalam tanah rawa (pantai, red). Untuk mengambilnya, dibutuhkan kepiawaian yang secara tradisional disebut ‘Ngujak’. Namun, bisa juga menggunakan racun tumbuhan.
Ngujak dilakukan dengan memompa sisi tanah yang bergundukan tempat makauhe bersarang menggunakan kaki. Semakin dipompa, air semakin keluar dari lubang dan pada akhirnya makauhe ikut keluar.
Sedangkan pengambilan makauhe menggunakan racun untuk tumbuh-tumbuhan, terbilang sangat praktis. Racun cukup dicampur air lalu disiramkan ke dalam lubang makauhe, setelah menunggu beberapa menit, makauhe akan keluar dengan sendirinya, karena mabuk.
Kebanyakan warga menginginkan makauhe yang diambil secara tradisional. Sebab, rasanya akan semakin enak jika dibandingkan dengan pengambilan menggunakan racun tumbuh-tumbuhan.
Makauhe memiliki dua capit dan beberapa kaki layaknya kepiting. memiliki ekor yang seolah-olah makauhe ini jelmaan dari kalajengking yang sangat besar. Berwarna merah maupun hitam keemasan.
Untuk makauhe jantan, memiliki dua capit yang sangat besar tetapi tidak bertelor. Sedangkan makauhe betina memiliki capit sedang, sementara di dalam perutnya banyak terdapat telor berwarna kuning.
di Kota Selatpanjang, makauhe ini merupakan salah satu menu Seafood dihidangkan di beberapa tempat makan. Harga pun akan semakin mahal untuk makauhe sudah siap saji. Penyajian makohe tidak pula sulit. Bagi yang ingin ringkas, cukup direbuskan saja dan makauhe siap disantap.
Keistimewaan dari makanan Makauhe Tumpah ini telah membuat kabupaten termuda di Riau tersebut meraih Anugerah Pariwisata Riau 2023 untuk kategori Makanan Terpopuler.
Selain direbus, penyajian Makauhe ada beberapa pilihan, di antaranya masak lada hitam atau saus padang dan saus tiram. Jika sudah berada di bawah siraman saus padang, Makauhe ini sudah seperti masakan lobster atau kepiting.
Makauhe sendiri pada dasarnya tidak bisa dibudidaya, oleh karena itu untuk mendapatkannya dicari langsung ke habitatnya disekitar pesisir bakau. Hal itu disampaikan Syah Roma, salah satu penjual Makauhe di Selatpanjang.
“Makauhe ini tidak bisa diterapkan, jadi memang dicari di sekitar pinggiran pantai yang berlumpur. Biasanya itu ada gundukan dan lubang-lubang kecil tandanya,” ungkap Roma kepada wartawan (1/2/2023).
Roma yang sudah menjual Makauhe sejak tahun 2013 itu menjual makauhe per ekor seharga Rp 6.000. Setiap harinya dirinya bersama dengan rekan-rekannya bisa mendapatkan rata-rata 100 ekor Makauhe.
“Memang kita carinya ramai-ramai bisa sampai 100 ekor tiap hari. Tapi kendalanya itu kadang menyetujui, kondisi alam karena caranya di sekitar bakau,” katanya. Dirinya mengakui bahwa Makauhe memang paling banyak terdapat di Kepulauan Meranti.
Tidak heran, masakan dengan bahan baku Makauhe ini menjadi khas di Kepulauan Meranti. Dalam memasak hidangan Makauhe Tumpah ternyata tidak begitu sulit.
Adapun bahan-bahan yang disiapkan diantaranya Bawang merah, Bawang Putih, Cabe Merah, Bawang Bombay, bawang Perai dan Daun sop bawang Goreng (taburan), saos tomat, saos cabe, dan saos tiram. Sebelum dimasak, Rusdiana mengatakan Makauhe terlebih dahulu direbus dan dibersihkan kotorannya.
“Jadi direbus dulu agar empuk dan dibersihkan kotorannya. Untuk ini tidak lama sekitar 5 menit,” ujarnya. Setelah itu kemudian bahan-bahan yang disebutkan diatas diolah menjadi bumbu dan ditambah sedikit air dengan lama pengerjaan sekitar 10 menit.
Setelah bumbu siap, makauhe yang sudah direbus tadi kemudian dimasukkan ke dalam bumbu dan dimasak sekitar 5 menit. Setelah masak Makauhe kemudian disajikan dengan cara ditumpahkan di atas meja dalam keadaan panas.
Masakan ini kerap disantap beramai-ramai karena disajikan langsung di atas meja tanpa wadah dengan menumpahkan Makauhe yang sudah dimasak dengan saus pedas di atas meja hidang pengunjung. Oleh sebabnya masyarakat di Selatpanjang menyebut hidangan ini dengan nama populer Makauhe.
Sebelumnya, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Riau telah menggelar acara Anugerah Pariwisata Riau 2023 yang melibatkan peserta dari 12 kabupaten/kota di Riau di ball room Hotel Grand Central, Pekanbaru, pada Selasa (31/1/2023) malam.
Sebanyak delapan kategori dilombakan dalam perhelatan promosi ini, yaitu kategori Makanan Tradisional Terpopuler, Minuman Tradisional Terpopuler, Promosi Pariwisata Digital Terpopuler, dan Cinderamata Terpopuler.
Selanjutnya, ada pula kategori Atraksi Budaya Terpopuler, Festival Pariwisata Terpopuler, Lokawisata atau Destinasi Baru Terpopuler, dan Dinas Pariwisata Kabupaten/kota Terpopuler. Adapun peraih Anugerah Pariwisata Riau 2023 untuk kategori Makanan Terpopuler yaitu Makauhe tumpah dari Kepulauan Meranti. **Abd