Konflik Antara Sekda Kampar Hambali dan Bupati Ahmad Yuzar, Ahmad Fikri: Ini Yang Memalukan

DERAKPOST.COM – Mencuat konflik yang terjadi antara Sekda Kampar Hambali dan Bupati Ahmad Yuzar, hal ini juga membuat tokoh masyarakat daerah Serambi Mekah menjadi murka dengan menyebut terjadi ini tentu memalukan.

Pasalnya, luapan kekecewaan Sekda pada  Bupati Kampar tersebut memancing reaksi beragam dari masyarakat daerah ini. Yakni, banyak yang menyayangkan hal itu terjadi. Tapi ada sebagian juga mendukung sikap blak-blakanya Sekda Kampar Hambali itu dengan mengapresiasi yang karena berani mengungkap sejumlah persoalan didalam kepemimpinan Ahmad Yuzar

Terkait konflik Sekda Kampar sama Bupati itu, tokoh masyarakat Kabupaten Kampar Ahmad Fikri kepada wartawan mengatakan bahwa malu menyaksikan apa yang terjadi antara Sekda dan Bupati Kampar. Dia juga secara tegas mengatakan bahwa dia tidak ingin menyalahkan siapa-siapa dalam hal masalah ini. Namun diharap Bupati serta Sekda harus mengevaluasi diri.

Menurut Ongah, begitu Ahmad Fikri akrab disapa, perselisihan antara bupati dengan Sekda tidak pernah terjadi sebelumnya di daerah Kampar. Yang terjadi itu, beberapa periode kepemimpinan Kampar ini adalah  perselisihan yang terjadi biasanya antara bupati dan wakil bupati. “Saya ini tentunya malu mendengarkan. Tak mungkin rasanya ini terjadi,” cakap Fikri.

Ketua DPRD Kampar periode 2014–2019 dan 2019–2024 ini meminta Bupati Ahmad Yuzar dan Sekda Hambali itu menahan diri dengan mau saling mengalah dan mencari solusi serta saling mendukung demi tujuan  jalannya roda pemerintahan yang baik. Dia juga menyarankan Bupati Kampar sebagai pemimpin harus mampu mengayomi staf maupun pegawainya dan bersikap arif dan bijaksana.

“Sebagai pemimpin itu mengalahlah beliau. Sekarangkan rakyat butuh makan. Dalam kondisi baik saja rakyat ini susah makan, apalagi dalam kondisi tidak baik. Maka itu saran saya pikirkanlah rakyat. Kalau begini caranya, bukan memikirkan rakyat mereka, mikir perutnya masing-masing berarti itu,” kesal Fikri. Ia juga mengharapkan Bupati Kampar mampu memberikan contoh.

Fikri yang merupakan kader senior Partai Golkar ini mengatakan, hendaknya Bupati Kampar tidak mengakomodir masukan dan bisikan negatif dari tim suksesnya pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) lalu karena bisikan negatif itu justru bisa menjerumuskan Ahmad Yuzar, karena saat ini Yuzar sudah menjadi pemimpin dari semua elemen dan kelompok.

Fikri juga mengaku sudah berkali-kali mengimbau agar tim sukses tidak lagi mengelompokkan masyarakat pendukung Ahmad Yuzar–Misharti dan masyarakat yang bukan pendukung. “Itu keliru, bodoh itu. Tidak boleh itu dilakukan karena akan merugikan bupati dan wakil bupati,” tegas Ongah.

Jika itu masih terjadi, kata Fikri, maka yang akan menjadi korban adalah bupati/wakil bupati dan rakyat Kampar. Ke masyarakat, Ongah juga mengingatkan bahwa Bupati Kampar pada saat ini adalah Ahmad Yuzar. Namun juga diminta untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan baik dan berikan contoh yang baik.

Fikri juga memahami apa yang dilakukan Hambali terhadap Bupati Yuzar karena menurutnya kemungkinan ada faktor penyebabnya. “Ini kan kalau tak ada angin tak ada terjadi ini. Tak ingin kita uraikan lebih jauhlah itu,” ulas Ongah. Katanya, hal diketahui bahwa Ahmad Yuzar sebagai pemimpin harus bertanggung jawab untuk meredam masalah yang muncul ini.

Lebih lanjut Ongah mengatakan, Ahmad Yuzar itu harus banyak belajar dari Bupati Kampar periode sebelumnya H Jefry Noer (periode 2001–2006 dan bahkan periode 2011–2016). Beliau (Jefry Noer, red) bukan berasal dari orang pemerintahan, bukannya dari birokrat/pamong, tapi dia juga mampu mengayomi bawahan. Bahkan dia mampu ‘menjinakkan’ Sekdanya. Beliau itu paham betul apa harus dilakukan. Bawahan loyal sama dia.

Fikri juga meminta Ahmad Yuzar membuka komunikasi itu dengan para semua pihak, komunikasi dengan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan termasuk dengan pengurus MUI (Majelis Ulama Indonesia) sebagai penyejuk suasana, serta berkomunikasi dengan tokoh-tokoh dan media massa dan jangan mengotak-kotakkan media massa. (Hafizh)

bupatifikriKamparmemalukansekda
Comments (0)
Add Comment