DERAKPOST.COM – Menyimak pergerakan para tokoh politik di Kuansing saat ini kuat kemungkinan hal pilkada, itu hanya diikuti dua pasangan calon saja.
Dua nama kini mencuat di permukaan masing-masing Suhardiman Amby dan Adam Sukarmis. Sedangkan nama-nama lain kian hari sepertinya kian ragu untuk mencalonkan diri
Kalau kondisi hanya dua pasangan calon ini terjadi, posisi Suhardiman itu sebagai incumbent sedikit terancam. Pasalnya itu pemilih akan ditempatkan pada dua pilihan saja yakni senang pemerintah atau tidak
Jika pemilih senang dengan pemerintah maka pilihannya itu tentu pada incumbent. Sebaliknya kalau itu pemilih tidak senang dengan pemerintah, sudah pasti suaranya akan diberi untuk rival incumbent
Didalam pilihan seperti ini, kemungkinan incumbent untuk kalah sangat besar. Hal sekalipun lawannya diam tanpa membuat gerakan politik sedikitpun, incumbent bisa juga kalah dalam perolehan suara.
Contoh itu sudah banyak terlihat. Dimana incumbent melawan kotak kosong sering kalah. Padahal kotak kosong ini tanpa tim sukses, tanpa kampanye, tanpa keluarkan dana dan sudah pasti tanpa money politik
“Dalam pemilihan Wali Kota Makasar pada pertengahan 2018 lalu, yakni suara kotak kosong unggul jauh dari suara pasangan Munafri Arifuddin dan Andi Rachmatika ini didukung sejumlah parpol,” kata seorang warga Kuansing.
Jika pilkada Kuansing dua pasangan calon saja, sudah pasti calon satunya sebagai rival incumbent itu tentunya akan bergerak membangun jaringan dukungan. Gerakan ini akan sangat berpengaruh terhadap perolehan suara
“Gerakan ini akan sangat mudah menjaring konstituen yang tidak senang dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Inilah yang akan menjadi ancaman bagi incumbent,” katanya.
Pasalnya seperti tadi, kotak kosong tanpa kampanye, tanpa tim sukses, tanpa money politik bisa unggul dalam perolehan suara. Kotak kosong bisa kalahkan pasangannya calon yang didukung sejumlah parpol
Karena itu langkah terbaik, ujarnya, untuk Suhardiman saat ini, adalah membangun kepercayaan publik. Langkah ini tak cukup dengan personal branding ataupun halnya membangun pencitraan, tapi hal yakinkan konstituen dengan program nyata.
“Benar, kotak kosong itu tanpa tim sukses, tanpa kampanye, dan tanpa mengeluarkan dana dan tanpa money politik, bisa unggul kalau pemilih tidak senang ke incumbent,” katanya. (Hendri)