DERAKPOST.COM – Belakangan viral berita ada siswi pada salah satu sekolah itu, yaitu menang sebesar Rp10 juta ketika acaranya lomba. Namun, siswi SMK itu hanya terima Rp350 ribu. Sehingga ini ada dugaan miring pada pihak sekolah terkait.
Terungkap alasan kalau siswi SMK Juara 1 lomba menang Rp10 juta tapi hanya terima Rp350 ribu. Kepala sekolah atau kepsek itu membeberkan atas rincian potongan biaya. Rupanya hadiah Rp10 juta itu dibagikan ke 18 orang.
Diketahui, peristiwa ini dialami oleh siswi SMKN 2 Majene Sulawesi Barat. Awalnya, seorang siswi SMKN 2 Majene tersebut ikut lomba sayyang patudu. Lomba digelar saat Celebes Heritage Festival, beberapa minggu lalu, di Stadion Prasamya Majene.
Juara satu dijanjikan mendapatkan hadiah Rp10 juta, namun ternyata itu tak kunjung menerima haknya. Cerita ini viral di media sosial Facebook setelah akun Nhurul Mutmainnah mengaku jika juara satu belum mendapatkan haknya.
“Masih tentang juara 1 lomba Sayyang pattudu dan uang 10 juta,” kata Nhurul Mutmainnah di akun Facebook-nya, Jumat (12/1/2024) sore.
Dalam posting-annya, disebutkan adik Nhurul Mutmainah yang mewakili sekolahnya tak kunjung menerima hadiah tersebut.
Melainkan adiknya hanya mendapat tulisan Rp 10 juta secara simbolis saja.
“Tidak tau ka bagaimana sistem pembagiannya hadiah, apakah memang 100 persen masuk sekolah atau ada apresiasi untuk siswa yang dipilih untuk ikut lomba.”
Dikonfirmasi, Kepala UPTD Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat, Ika Lisrayani mengatakan, pihaknya sudah transfer hadiah ke bendahara sekolah SMKN 2 Majene.
“Sesuai arahan kepala sekolahnya,” kata Ika, Jumat malam. Ika menyebut sudah transfer uang Rp10 juta dan potong pajak lima persen.
Ika Lisrayani menegaskan bahwa lomba sayyang pattudu tanpa rekayasa, real pendaftaran dan hadiahnya.
Ditemui terpisah, Kepala SMKN 2 Majene, Nurdin Sanuddin pun merespons viralnya polemik hadiah lomba sayyang pattudu pada event Celebes Heritage Festival di Stadion Prasamya Majene, Sulawesi Barat.
Diketahui SMKN 2 Majene menjadi juara satu pada event budaya tersebut. Nurdin mengatakan, hadiah lomba sayyang pattudu sebesar Rp10 juta dan dipotong pajak lima persen.
“Sisa Rp 9,5 juta di Pembina Kesenian, Iqdar,” kata sang kepsek ditemui di ruangan kerjanya, Sabtu (13/1/2024). Nurdin dalam hal ini ,membeberkan apa saja biaya yang dibutuhkan pada kegiatan lomba sayyang pattudu pada waktu itu.
Mulai dari sewa kuda Rp 350 ribu, sewa rebana Rp 150 ribu, makeup dua orang Rp 400 ribu, sewa baju parrawana 10 orang kali Rp 50 ribu maka total Rp 500 ribu. Lalu sewa pembawa payung Rp 50 ribu, sewa pakkalindadaq Rp 50 ribu, dan sewa pawang kuda sebesar Rp 50 ribu.
Kemudian sewa boko pessawe depan Rp 350 ribu, sewa totamma belakang Rp 150 ribu, konsumsi latihan Rp 300 ribu, konsumsi hari-H Rp 500 ribu, dan kaos tangan enam lembar Rp 100 ribu.
Maka biaya totalnya perlengkapan untuk lomba sayyang pattudu itu Rp3.150.000.
Sisa Rp6.350.000 dari hadiah. Oleh karena itu, untuk masing-masing yang ikut dari 18 orang akan diberikan amplop Rp350 ribu.
“Sebanyak 18 orang dikali 350 ribu, maka total Rp6.300.000. Sisa Rp50 ribu untuk pembeli minuman saat selesai upacara pemberian hadiah pada Senin, 15 Januari 2024, nanti,” jelas Nurdin melansir dari TribunSulbar.
Nurdin mengatakan, pada Upacara nanti akan diberikan uang pembinaan Rp350 ribu bersama piagam. Nurdin akan melakukan pemanggilan orang tua murid ini bersama siswa yang ikut dalam perlombaan. Hal itu klarifikasi polemik hadiah lomba sayyang pattudu. (Rul)