ROHIL, Derakpost.com – Event Bakar Tongkang tahun 2022 ini tetap digelar . Meski tak sebesar perayaan biasanya, acara dari wisata Nasional ritual tetap dilaksanakan warga Tionghoa berada Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, Minggu (19/6/2022).
Pembakaran replika tongkang secara langsung dilakukan Bupati Rohil Afrizal Sintong didampingi Ketua PKK Sanimar Afrizal, Ketua DPRD Rohil Maston, Kajari Rohil Yuliarni Appy SH MH, Dandim 0321 Rohil Letkol Inf M Erfani SH M.Tr (Han), Kapolres Rohil AKBP Nurhadi Ismanto serta berbagai unsur lainnya.
Bupati Rohil Afrizal Sintong dalam kata sambutannya, memberi apresiasi pada warga Tionghoa atas dari pelaksanaan event ritual bakar tongkang tersebut.
Sebagaimana diketahui bersama sebut Bupati, bahwasa ritual bakar tongkang, merupakan event wisata terbesar yang juga banyak mendatangkan kunjungan wisata, baik mancanegara dan domestik yang telah masuk kalender event wisata nasional di kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif republik Indonesia.
“Sejarah ritual bakar tongkang yang kita laksanakan pada hari ini lanjutnya, yaitu bahwa bakar tongkang itukan merupa suatu tradisi ritual yang berkaitan erat dengan kesejarahan kota Bagansiapiapi terutama awal mula kedatangan para pemukim Tionghoa di muara Rokan tepatnya di kota Bagansiapiapi,” ujarnya.
Di mana sebutnya, dalam pengarungan samudra, menggunakan tongkang oleh sekelompok keluarga Tionghoa dari provinsi Pujian Exiamen Tiongkok, yang saat itu dalam kegelapan malam lautan dengan memanjatkan doa kepada Dewi Kie Ong ya, itu tiba-tiba tampak cahaya berkedip-kedip serta dijadikan sebagai pemandu dalam mencapai daratan.
“Dengan mengikuti kelap-kelip cahaya itu, mereka tiba di suatu daratan yaitu di Muara Sungai Rokan, diketika itu masih dikenal pada peta kolonial kala itu yang sebagai kawasan Perbabean,” ungkap Bupati. Lantas sambungnya, diketahui para Tionghoa pemberani itu terangnya, sejumlah 18 orang yang bermarga Ang, kelompok pertama itulah selanjutnya dianggap sebagai leluhur orang Tionghoa Bagansiapiapi.
Ritual bakar tongkang ini merupakan tradisi sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas kelimpahan sumber daya alam muara yang dilaksanakan setiap bulan ke-5 tanggal 16 (Go cap lak).
Bupati juga menceritakan bahwa, dapat dikatakan ritual bakar tongkang merupakan tradisi etnis Tionghoa berupa persembahan untuk Dewi Kie Ong ya (dewi laut) dan dewa Tai Su dalam kepercayaan leluhur orang Tionghoa dewa laut merantau dan tiba di kota Bagansiapiapi menggunakan perahu yang oleh masyarakat dikenal dengan sebutan tongkang.
“Untuk menghormati dewa laut di mana orang Tionghoa percaya membawa rezeki digelarl sembahyang tongkang,” paparnya. Selain itu katanya, terdapat pula kisah berkaitan dengan ritual bakar tongkang yaitu ketika orang Tionghoa generasi awal mulai bermukim, mereka memutuskan tidak kembali ke Tiongkok itu, maka tongkang semula digunakan untuk membawa mereka pun dibakar. Dan tradisi inilah yang dipertahankan.
Sementara itu, Ketua panitia pelaksana Ahui Oliong memaparkan, Ritual Bakar Tongkang tahun 2022 ini tidak dilaksana oleh klenteng besar. Namun sebutnya, tiba-tiba Dewi Kie Ong ya datang dan meminta agar prosesi bakar tongkang dilaksanakan. Karena, telah dua tahun tidak merayakan, maka tahun ini harus rayakan untuk menjalankan ritual, meski harinya ditunda.
Acara ritual bakar tongkang tahun 2022 ini sebutnya lagi, Tiang Kapal Tongkang jatuhnya terbagi dua. Dimana satu tiang jatuh ke arah laut dan satunya tiang lagi jatuh ke arah darat. Artinya, itu menurut keyakinan warga Tionghoa kalau rezeki kedepannya itu ada di antara darat dan laut. Karena tiang Tongkang itu pertama jatuh ke darat dan kedua di laut, jadi itu sama-sama ada rezeki. **Jho